Seniman sekaligus budayawan Sujiwo Tejo bersama pelukis kondang Nasirun mencalonkan diri jadi capres -cawapres alternatif (IDNTimes/Tunggul Damarjati)
Pola pembangunan pemerintah pusat hingga ke level daerah dan dana yang digunakan, menurut Sujiwo, banyak dihabiskan untuk pembangunan jalan, dan jembatan. Menurutnya semuanya berbau fisik dan nihil nilai kebudayaan.
"Kata kepala-kepala desa itu, yang bisa diukur (capaian pembangunan) itu jembatan, jalan," katanya.
Sedangkan di lain sisi, menurutnya, infrastruktur berbasis kebudayaan yang bahkan berpotensi menumbuhkan kualitas sumber daya manusia, seperti sanggar tari hingga perpustakaan masih sedikit.
Menurut pandangannya, padahal sanggar tari mempunyai efek berganda. Dengan nuansa kedaerahannya, sanggar tari tak cuma magnet bagi penyuka tari-tarian, namun juga pelancong maka menfaat ekonominya dapat tercapai. .
"Misalkan di daerah Bojonegoro, ada Tari Thengul. Nanti berapa, kan bisa dihitung turis yang datang, berapa kali pentas, berapa seniman yang hidup. (Perputaran ekonomi) nanti kan mengikuti, daya beli ada," pungkasnya.