Puasa Bantu Minimalkan Terjadinya Stres, Ini Penjelasan Psikiater UGM 

Kurangi kadar makanan bisa meningkatkan kemampuan berpikir

Sleman, IDN Times - Puasa tidak hanya bisa memberikan manfaat bagi kesehatan fisik manusia, namun juga bermanfaat bagi kesehatan mental. Psikiater sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM, dr. Ronny Tri Wirasto menerangkan saat berpuasa justru dapat membantu meredakan stres.

Baca Juga: Sulit Beli Makan, UMY Bagi Sahur dan Takjil untuk 1.503 mahasiswa 

1. Berpengaruh secara langsung redakan stres

Puasa Bantu Minimalkan Terjadinya Stres, Ini Penjelasan Psikiater UGM Pexels/Andrea Piacquadio

Menurut Ronny, puasa berpengaruh secara langsung dalam meredakan stres sebab saat berpuasa orang cenderung melakukan pengaturan makan dengan lebih baik. Asupan makanan yang diatur turut memengaruhi cara berpikir menjadi lebih teratur. 

"Banyak hal yang bisa membantu dalam menekan stres, termasuk menjalankan puasa,” terangnya pada Selasa (28/4).

2. Kurangi kadar makanan bisa meningkatkan kemampuan berpikir

Puasa Bantu Minimalkan Terjadinya Stres, Ini Penjelasan Psikiater UGM pexels.com/Abdullah Ghatasheh

Ronny menyebutkan, beberapa studi menunjukkan mengurangi kadar makan termasuk karbohidrat, lemak, dan lainnya dalam jumlah tertentu selama beberapa minggu akan meningkatkan kemampuan dalam berpikir. 

"Dengan kemampuan berpikir yang baik maka emosi lebih terkendali dan menekan stres.  Yang mengontrol emosi itu kan salah satunya kemampuan berpikir,” katanya.

3. Puasa juga mampu menjaga hormon kortisol

Puasa Bantu Minimalkan Terjadinya Stres, Ini Penjelasan Psikiater UGM pexels/Ali Arapoğlu

Lebih lanjut Ronny menerangkan, ketika orang berpuasa, maka hormon kortisol yang berkaitan dengan respon tubuh saat stres akan terjaga. Puasa mampu menstabilkan hormon kortisol  yang dihasilkan kelenjar adrenal. Hal ini berarti bisa menekan tingkat stres.

"Produksi hormon berhubungan dengan asupan protein. Saat asupan diatur maka hormon juga lebih teratur. Jadi yang tadinya hormonnya dinamis, naik-turun, bisa lebih ditekan yang secara tidak langsung menjadi lebih tenang,” paparnya.

Ronny menyampaikan  hormon kortisol yang meningkat tidak sesuai dengan kebutuhan menjadikan ambang seseorang jadi lebih rendah sehingga mudah terpapar atau irritable seperti mudah marah. Produksi hormon kortisol berlebih juga  tidak baik bagi tubuh. Pasalnya, hormon ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

“Saat stres hormon Corticotropin Releasing Factor (CFR) akan teraktivasi secara berlebih yang memengaruhi makrofag sehingga menurunkan imunitas,” jelasnya.

Baca Juga: Puasa Jadi Gak Nyaman, Hindari Konsumsi 10 Makanan Ini Saat Sahur!

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya