Pakar Virologi UGM: Vaksin Bukan Satu-satunya Solusi Hentikan Pandemik

VIrus SARS dan MERS bisa dihentikan tanpa vaksin

Sleman, IDN Times - Pakar Virologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Mohamad Saifudin Hakim, menyebutkan jika vaksin bukan satu-satunya cara menghentikan pandemik COVID-19.

Hal ini dikarenakan wabah virus corona seperti SARS-CoV dan MERS-CoV sebelumnya berhasil dihentikan tanpa vaksin.

Baca Juga: Pakar UGM Prediksi Ekonomi Indonesia Baru Bisa Tumbuh di Kuartal IV

1. Pemerintah perlu upaya pencegahan

Pakar Virologi UGM: Vaksin Bukan Satu-satunya Solusi Hentikan PandemikIlustrasi Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Hakim mencontohkan ada beberapa negara yang sukses menahan laju peningkatan kasus COVID-19, seperti China sendiri, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Taiwan. Menurutnya, negara tersebut bisa menekan peningkatan kasus dengan upaya-upaya pencegahan penularan yang dilaksanakan dengan baik dan disiplin.

“Saya kira pemerintah tetap perlu melakukan berbagai upaya pencegahan persebaran COVID-19 ini secara maksimal, dan masyarakat harus disiplin melaksanakan upaya pencegahan penularan. Tidak boleh kendor sama sekali,” katanya.

2. Perlu tindakan untuk menekan kasus

Pakar Virologi UGM: Vaksin Bukan Satu-satunya Solusi Hentikan PandemikUnsplash/Ani Kolleshi

Menurut Hakim, untuk menekan peningkatan kasus COVID-19, diperlukan beberapa tindakan pencegahan. Seperti isolasi kasus, contact tracing dan karantina, penjarakan fisik, memakai masker dan cuci tangan, dan karantina komunitas (lockdown).

Dia menyebutkan, produk vaksin Sinovac yang saat ini tengah diuji secara klinis, tidak bisa diklaim ini akan efektif digunakan nantinya, sebab perlu menunggu hasil uji klinisnya.

“Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa vaksin yang sedang diuji klinis saat ini pasti akan efektif dan sudah pasti menjadi pilihan untuk diedarkan. Ini kesimpulan yang terlalu dini,” terangnya.

3. Uji klinis tidak menjamin berhasil

Pakar Virologi UGM: Vaksin Bukan Satu-satunya Solusi Hentikan PandemikIlustrasi Vaksin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Hakim menilai, kandidat vaksin yang sudah masuk ke uji klinis fase 3 tidak menjamin bahwa uji klinisnya akan berhasil. Banyak kandidat vaksin yang sudah menjalani uji fase 3 namun gagal karena ternyata terbukti tidak efektif.

Namun, jika nantinya dari hasil uji coba vaksin Sinovac ini berhasil di tanah air lalu dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional, menurutnya kontinuitas program tersebut akan bergantung pada suplai vaksin yang cukup. Oleh karena itu, ia berharap Indonesia bisa memproduksi sendiri.

“Tentu akan lebih mudah dipastikan jika kita mampu memproduksi vaksin sendiri, dibandingkan jika harus membeli dari produsen dari luar negeri,” paparnya.

Baca Juga: Dokter RSA UGM Bantah Pakai Masker Sebabkan Keracunan Karbon Dioksida

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya