Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Peternak Gunungkidul Terima Bansos Ternak Mati Akibat Penyakit Menular

IMG-20250623-WA0060.jpg
Bupati Gunungkidul menyalurkan bantuan sosial kepada peternak yang ternaknya mari akibat penyakit menular. (Dok. Diskominfo Gunungkidul)
Intinya sih...
  • Bupati Gunungkidul mendorong peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan ternak
  • Peternak diharapkan tidak melakukan praktik jual beli hewan sakit atau mati sesuai Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2025
  • Bantuan ganti rugi ternak yang mati merupakan bagian dari program Gerdu Kita untuk menekan penyebaran penyakit hewan menular

Gunungkidul, IDN Times - Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyalurkan bantuan sosial kepada peternak yang kehilangan ternaknya akibat penyakit hewan menular seperti antraks dan penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sebanyak empat peternak menerima bantuan dengan total nilai Rp15,5 juta. Dua peternak mendapatkan masing-masing Rp5 juta, sementara dua lainnya menerima Rp3,5 juta. Para penerima bantuan yaitu Mukimin dari Jasem Kidul, Pacarejo, Semanu; Kastorejo dari Ngrombo, Tileng, Girisubo; Pujono dari Sentul, Tileng, Girisubo; dan Muryadi dari Pugeran, Tileng, Girisubo.

1. Bupati Gunungkidul minta peternak menjaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih..(Dok.Diskominfo Gunungkidul)
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih..(Dok.Diskominfo Gunungkidul)

Endah menekankan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan ternak. Ia mengajak para peternak untuk tidak lagi bergantung pada kebiasaan lama, melainkan beradaptasi dengan tantangan zaman, termasuk ancaman penyakit.

“Kalau dulu sapi enggak dimandikan enggak masalah, sekarang sudah beda. Lingkungan makin tercemar, virus makin banyak. Hewan juga butuh air, butuh sinar matahari, butuh kita rawat,” ujarnya, Senin (23/6/2025).

2. Cegah peternak melakukan praktik jual beli hewan sakit atau mati

Ilustrasi sapi mati akibat terpapar antraks. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi sapi mati akibat terpapar antraks. (Dok. Istimewa)

Endah menyebut bahwa dengan hadirnya Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 10 Tahun 2025, peternak kini memiliki payung hukum dan jaminan untuk melaporkan kasus kematian hewan, sekaligus mencegah praktik jual beli hewan sakit atau mati.

“Aturan dengan memberikan bantuan ini tentunya bukan untuk iming-iming tapi ini upaya menumbuhkan rasa tenteram dan tanggung jawab bersama, saya yakin para peternak juga tidak ingin mendapat bantuan ini mereka pasti ingin sapinya tetap sehat” tegasnya.

3. Ganti rugi ternak yang mati bagian dari program pemkab

Ilustrasi PMK Pada Hewan (pexels.com/Jan Koetsier)
Ilustrasi PMK Pada Hewan (pexels.com/Jan Koetsier)

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Wibawanti Wulandari, bantuan ini merupakan bagian dari program Gerdu Kita (Gerakan Peduli Penyakit Hewan Menular Tragis), yang diinisiasi untuk menekan penyebaran penyakit hewan melalui kolaborasi lintas sektor.

“Ini adalah semangat kolaborasi yang melibatkan DPRD, TNI/Polri, akademisi, komunitas, dan para pelaku usaha peternakan. Kita ingin memberi rasa aman bagi para peternak dengan skema bantuan yang jelas,” ujarnya.

Wibawanti juga mengumumkan bahwa Pemkab telah menetapkan Perbup Nomor 10 Tahun 2025 yang mengatur tata cara pemberian kompensasi atas kematian ternak akibat penyakit menular. Usai penyerahan bantuan, regulasi tersebut akan segera disosialisasikan kepada masyarakat peternak.

“Perbup ini sekaligus menjadi dasar agar bantuan tidak dijadikan iming-iming, tapi bentuk kepedulian negara terhadap pelaku usaha peternakan,” katanya.

Selain bantuan tunai, Pemkab juga menggalakkan program Gerakan Bersih Kandang (GBK), gerakan mengguyur sapi di telaga, serta vaksinasi hewan gratis. Wibawanti juga menegaskan pentingnya keterlibatan gapoktan dalam mendukung percepatan vaksinasi untuk penyakit seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), LSD (Lumpy Skin Disease), dan antraks.

Data hingga 16 April 2025 mencatat, sebanyak 10 peternak telah mengajukan permohonan bantuan akibat kematian ternak. Dengan empat di antaranya sudah menerima bantuan, enam sisanya masih dalam proses pengajuan.

"Sebanyak enam peternak lainnya tengah dalam proses verifikasi dan diusulkan untuk menerima bantuan serupa," tuturnya.

Pemkab berharap ke depan seluruh peternak aktif menjaga kesehatan ternaknya, menyampaikan laporan secara jujur, dan berpartisipasi dalam program pencegahan, agar sektor peternakan di Gunungkidul tetap produktif dan tangguh.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us