Penjurusan SMA Dihidupkan Lagi, Ini Respons Kepsek SMAN 1 Bantul

- Sistem peminatan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa SMA akan diterapkan kembali dalam Kurikulum Merdeka.
- Kepala SMN 1 Bantul menyatakan bahwa perubahan sistem penjurusan mempermudah guru dalam belajar mengajar.
- Harapan agar siswa tidak dirugikan dengan pergantian kurikulum baru yang akan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Bantul, IDN Times -Sistem peminatan jurusan IPA, IPS dan Bahasa pada jenjang SMA yang sempat dihapus dalam Kurikulum Merdeka bakal diterapkan lagi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti menjelaskan penerapan sistem peminatan jurusan IPA, IPS dan Bahasa pada jenjang SMA bertujuan untuk mendorong fleksibilitas minat dan bakat siswa disiplin ilmu. Rencana penerapan sistem baru itu direspons sekolah di Kabupaten Bantul.
1. SMAN 1 Bantul terapkan kurikulum merdeka dalam dua tahun terakhir

Kepala SMN 1 Bantul, Ngadiya yang memimpin sekolah menengah atas paling favorit di Bumi Projotamansari mengatakan sekolahnya menerapkan Kurikulum Merdeka dalam dua tahun terakhir. Untuk siswa kelas XII masih menggunakan kurikulum tahun 2013 atau masih ada penjurusan IPA atau IPS.
"Jadi siswa kelas X dan XI yang saat ini masih menerapkan Kurikulum Merdeka atau tidak ada penjurusan," ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (19/4/2025).
2. Guru dan siswa akan lebih fokus dalam proses belajar mengajar
.jpg)
Menurutnya perubahan sistem penjurusan IPA, IPS dan Bahasa sebenarnya justru mempermudah guru dalam belajar mengajar. Pasalnya, sebelumnya juga sudah mengajar dengan sistem penjurusan dari awal siswa masuk sekolah atau penjurusan saat siswa akan naik ke kelas XI.
"Guru lebih berkonsentrasi dalam mengajarkan karena mata pelajaran yang diberikan sesuai dengan penjurusan sejak awal seperti sebelum Kurikulum Merdeka dan ketika itu diterapkan guru akan lebih siap dalam proses belajar mengajar," ujarnya.
"Kalau pada kurikulum merdeka akan semua mata pelajaran diberikan kepada siswa sehingga terkadang ada kendala bagi guru dalam menyampaikan mata pelajaran demikian pula sebaliknya," ucapnya lagi.
3. Apapun perubahan kurikulum siswa tidak boleh dirugikan

Ngadiya menjelaskan apapun kurikulum yang akan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pihaknya hanya berharap siswa tidak dirugikan sebab bagi guru bukan jadi kendala untuk mengajar dengan kurikulum merdeka atau kurikulum 2013 yang dimodifikasi.
"Saya hanya berharap kurikulum boleh berganti namun jangan sampai siswa yang dirugikan," jelasnya.