Pemkab Bantul Minta Pemda DIY Buka TPS Piyungan

Bantul, IDN Times -Layanan truk sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul untuk sementara dihentikan imbas penutupan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Padukuhan Patihan, Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden sejak Rabu (17/7/2024). Pengambilan sampah akan kembali dilakukan hingga ada TPSS yang baru.
Untuk mengantisipasi adanya tumpukan sampah, Pemkab Bantul mencari tempat alternatif untuk dijadikan TPSS pengganti TPSS Gadingsari. Bahkan Pemkab Bantul meminta Pemda DIY untuk membuka sementara TPS Piyungan untuk menampung sampah dari Bantul.
1. Bantul dapat limpahan sampah daerah lain

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan untuk mencari solusi sementara pasca ditutupnya TPSS Gadingsari, Pemkan Bantul memohon kepada Gubernur DIY untuk memanfaatkan sisa kapasitas sampah di TPS Piyungan. Sebab selama ini yang menggunakan TPS Piyungan terbanyak adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
"Bantul sendiri tidak memanfaatkan sisa kapasitas sampah di TPS Piyungan. Padahal di Bantul sendiri juga mendapatkan limpahan sampah dari Kota Yogyakarta dan Bantul turut menyelesaikan masalah sampah dari Kota Yogyakarta," katanya, Jumat (19/7/2024).
2. Cari lokasi alternatif pengelolaan sampah

Halim menambahkan selain membuang sampah di TPS Piyungan, Pemkab Bantul akan mencari tempat alternatif lain untuk membuang sampah atau membangun TPSS yang baru. Halim menjelaskan dalam dua atau tiga hari ke depan sudah ada kepastian lokasi yang bisa digunakan untuk TPSS pengganti TPSS Gadingsari.
"Jadi nanti TPSS yang baru ini tetap akan menggunakan lahan Sultan Ground dan jauh dari masyarakat," jelas Halim.
Lebih lanjut Halim mengatakan untuk mengatasi permasalahan sampah di Bantul maupun limpahan sampah dari Kota Yogyakarta, DLH Bantul terus mempercepat penyelesaian pembangunan TPST Dingkikan dan Modalan.
"Ya kita terus berusaha mempercepat penyelesaian pembangunan TPST Dingkikan dan TPST Modalan," ucapnya.
3. Bupati minta pengertian warga

Dalam kesempatan itu, Halim memohon kepada masyarakat untuk memahami kondisi saat ini. Hal itu disampaikan terkait dengan banyaknya penolakan warga terhadap pembuatan tempat pengelolaan sampah.
"Kalau semua nolak, lha kita mau buang dimana (sampahnya)?, mau buang di laut. Itu kan tidak boleh sama sekali. Jadi tolong-tolong, ini masalah kita bersama, ya bertahan untuk sementara waktu ada dampak dan itu pasti kita hadapi. Kalau ditolak semua maka masalah jadi panjang dan tidak selesai-selesai," ujarnya.