Pelajar Se-Yogyakarta Diajak Ganyang Judi Online

Program edukatif ini berlangsung selama tiga hari, dari 19 hingga 21 Mei 2025. Sebanyak 262 siswa dari lima sekolah di wilayah Yogyakarta berhasil dijangkau, yakni SMK N 1 Godean, MAN 1 Sleman, SMK N 2 Godean, SMA N 1 Sedayu, dan SMK N 4 Yogyakarta.

Ketua Antariksa 2025, Reza Al-Khifari, menyampaikan bahwa kegiatan ini berangkat dari keresahan terhadap meningkatnya keterlibatan remaja dalam praktik judi online. “Kami ingin hadir langsung di sekolah-sekolah untuk mengedukasi teman-teman seusia kami bahwa judi online bukan solusi, melainkan jerat yang bisa merusak masa depan,” ujar Reza, Kamis (22/5/2025).

Kegiatan diawali dengan sambutan dari perwakilan sekolah, salah satunya disampaikan oleh Widiatmoko Herbimo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK N 4 Yogyakarta. Dalam pesannya, ia menyoroti gaya hidup konsumtif yang kerap menjadi jalan masuk ke praktik judi online. “Kalau sudah miskin karena judi, pikiran jadi nggak bisa dipakai. Padahal, hidup itu intinya berpikir,” tegasnya.

Materi yang disampaikan dalam sesi edukasi membahas secara mendalam dampak judi online terhadap kesehatan mental, kondisi finansial, hingga prestasi akademik. Para siswa juga diberikan pemahaman tentang langkah-langkah pencegahan, seperti menghindari akses ke situs judi, tidak mudah tergoda tautan mencurigakan, serta pentingnya membangun lingkungan pertemanan yang positif.

Sesi tanya jawab yang berlangsung secara interaktif dimanfaatkan siswa untuk berbagi cerita dan menggali informasi lebih dalam soal cara menghindari pengaruh judi online. Sebagai penutup, peserta menerima “Sweet Card” sebagai simbol komitmen mereka dalam mendukung gerakan #AntiJudiOnline.

Respons positif ditunjukkan para siswa yang antusias mengikuti kegiatan. Mereka bahkan turut menyebarkan pesan anti judi online melalui unggahan di Instagram Story dan media sosial lainnya.

Lewat program Antariksa Goes to School, Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi yang melek digital, kuat secara mental, dan terbebas dari praktik judi online. Gerakan ini tidak hanya menjadi kampanye edukatif, tetapi juga wujud nyata kepedulian terhadap masa depan generasi muda.