Korban Laka Mendiang Darso Buka Suara, Bantah Miliki Bekingan
- Tutik Wiyanti membantah memiliki relasi yang membuatnya bisa mendorong penanganan kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan mendiang Darso.
- Ia menekankan dirinya adalah korban kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkan Darso, dan melapor ke kepolisian demi tegaknya hukum.
- Tutik meminta agar hukum tetap ditegakkan, utamanya kepada dua rekan mendiang Darso yang masih hidup.
Yogyakarta, IDN Times - Tutik Wiyanti (48) korban kecelakaan dengan pelaku almarhum Darso (43) warga Semarang akhirnya buka suara. Kasus kecelakaan itu akhirnya berbuntut panjang setelah pihak Darso mengklaim keluarganya meninggal diduga dianiaya petugas kepolisian.
Tutik menyangkal memiliki relasi atau bekingan yang membuatnya bisa mendorong penanganan kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan mendiang Darso. Ia membantah segala narasi yang menyebut bahwa korban dalam peristiwa kecelakaan ini mempunyai bekingan atau adalah sosok orang penting.
1. Cuma korban, serahkan semua urusan ke kepolisian

Tutik menjelaskan dirinya hanya seorang penjual bakso di salah satu pusat perbelanjaan. Sementara sang suami, Restu Yosepta Gerymona adalah karyawan dealer mobil bekas.
Ia menekankan dirinya adalah korban kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkan Darso, dan melapor ke kepolisian demi tegaknya hukum.
"Jelas membantah, bantah banget, karena kami juga selama ini sesuai prosedur polisi. Saya nurut polisi apa-apa dan gimana caranya. Saya menyerahkan sepenuhnya ke polisi karena di sini saya korban dan saya juga enggak tahu harus gimana. Kami menyerahkan semua ke polisi. Jadi enggak ada yang namanya bekingan, enggak ada sama sekali," kata Tutik ditemui di kawasan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Selasa (14/1/2025) petang.
2. Minta kasus diusut, soroti dua rekan Darso

Tutik merasa hukum atau keadilan perlu ditegakkan melihat adanya unsur kesengajaan ketika mobil yang ditunggangi Darso dan kedua rekannya juga menabrak suaminya. Kecelakaan terjadi saat Gery berupaya mengejar mobil tunggangan Darso dan kedua rekannya saat kabur dari RS Bethesda Lempuyangwangi. Tutik dan keluarga menuding Darso dan kawan-kawan berupaya lepas tangan seusai menabrak di Danurejan, Kota Yogyakarta, 12 Juli 2024.
Tutik melihat ada unsur kesengajaan pada kejadian tabrak lari itu berdasarkan kesaksian sang suami. Oleh karenanya, ia dan keluarga meminta polisi mengusut peristiwa ini, sekalipun Darso telah meninggal dunia 29 September 2024 lalu.
Pihak Tutik meminta agar hukum tetap ditegakkan, utamanya kepada dua rekan mendiang Darso yang masih hidup. "Yang dua orang (rekan Darso) yang nabrak Pak Gery itu sampai sekarang belum jelas, kan. Biar punya efek jera yang dua ini, kami tidak menginginkan apa-apa, istilahnya ya ditegakkan aja. Karena itu dengan sengaja menabrak dan akibatnya fatal," kata Tutik.
3. Buat laporan kepolisian demi cairkan santunan

Zalfa Istafada (21), putri Tutik menyampaikan, saat itu pihaknya membuat laporan kepolisian sebagai salah satu syarat klaim santunan Jasa Raharja untuk biaya pengobatan sang ibu yang habis ditabrak Darso.
Pascakecelakaan Tutik mengalami pergeseran pada beberapa ruas tulang leher sebelah kanan dan menderita kesemutan setengah badan. "Karena memang prosedurnya kan seperti itu, jadi kami melakukan pelaporan emang karena prosedur yang ada, di luar itu kita nggak ada gimana-gimana," ucap Zalfa.
Setelah Gery mengalami kecelakaan saat mengejar Darso dan rekan-rekannya, Zalfa pun akhirnya merasa pembuatan laporan kepolisian ini makin mendesak demi cairnya santunan Jasa Raharja untuk pengobatan orangtuanya.
Akibat kecelakaan, Gery mengalami patah pada tulang selangka kanan, tulang rusuk kanan empat bagian, serta lebam dan luka bakar karena terkena knalpot. "Waktu posisi itu saya mikir, oke, pelaku ketangkap, tapi yang paling terdekat itu Jasa Raharja cair dulu karena orangtua semua masuk rumah sakit kan," imbuh Zalfa.
Bahkan setelah pengobatan yang ditanggung dengan Jasa Raharja dan BPJS, Tutik dan keluarga harus menguras kantong sendiri untuk melepas-pasang perban dan memakai jasa perawat selama proses pemulihan dirinya dan suami.
Sampai sekarang pun, Tutik masih merasakan sisa-sisa rasa kesemutan dan tidak bisa berlama-lama menoleh ke kiri. Belum lagi sakit kepala yang sering muncul. Sementara Gery akibat kecelakaan yang dialaminya masih merasakan sesak nafas.