Peringati Hari Jadi, Pemda DIY Ziarah ke Makam Pendiri Mataram

Ingatkan semangat perjuangan para pendahulu

Intinya Sih...

  • Para raja dan adipati pendiri Mataram, Keraton Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman menunjukkan semangat perjuangan melawan penjajah.
  • Pemda DIY merayakan Hari Jadi DIY dengan ziarah dan tabur bunga di makam raja-raja, para adipati serta leluhur yang berjasa bagi DIY.
  • Ziarah tersebut dimaksudkan untuk mengenang semangat dari leluhur yang gigih berjuang menentang kolonialisme dan memperjuangkan kedaulatan Mataram melawan VOC Belanda.

Yogyakarta, IDN Times - Semangat perjuangan dan keberanian melawan penjajah ditunjukkan para raja dan adipati pendiri Mataram, Keraton Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman. Ini menjadi cikal bakal pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melalui peringatan Hari Jadi DIY setiap 13 Maret, semangat tersebut harus diteladani dan wariskan kepada anak dan cucu. Terlebih perjuangan belum selesai, terutama untuk meneruskan membangun DIY agar memberikan dampak yang luas kepada masyarakat.

Pemda DIY merayakan Hari Jadi DIY dengan berbagai rangkaian kegiatan salah satunya ziarah dan tabur bunga di makam raja-raja, para adipati serta leluhur yang telah berjasa bagi DIY. Ziarah dilakukan tiga lokasi sekaligus yaitu Astana Kuthagede, Astana Pajimatan Imogiri dan Astana Girigondo pada Rabu (6/3/2024).

1. Kenang semangat para leluhur

Peringati Hari Jadi, Pemda DIY Ziarah ke Makam Pendiri MataramZiarah dan tabur bunga di makam raja-raja, para adipati serta leluhur yang telah berjasa bagi DIY. (Dok. Istimewa)

Kegiatan ziarah dipimpin Sekda DIY, Beny Suharsono, didampingi Staf Ahli Gubernur, Asisten Setda, Bupati, juru kunci masing-masing Astana dan Kepala OPD di lingkungan DIY. Prosesi ziarah berlangsung khidmat dengan didahului sambutan Sekda DIY, doa bersama dan diakhiri dengan tabur bunga.

"Kegiatan ziarah yang dilakukan di tiga astana ini merupakan salah satu rangkaian acara Peringatan Hari Jadi DIY ke-269, sebagai upaya kita untuk mengenang semangat dari leluhur kita, yang gigih berjuang menentang kolonialisme," ujar Beny.

2. Kuatkan kebanggaan dan kecintaan terhadap cikal bakal pemerintah DIY

Peringati Hari Jadi, Pemda DIY Ziarah ke Makam Pendiri MataramZiarah dan tabur bunga di makam raja-raja, para adipati serta leluhur yang telah berjasa bagi DIY. (Dok. Istimewa)

Beny mengatakan ziarah ini dimaksudkan untuk menguatkan kebanggaan, rasa memiliki atau handarbeni, loyalitas, identitas kewilayahan, dan kecintaan terhadap pendiri Mataram, Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman yang merupakan cikal bakal pemerintahan di DIY. Berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan sebuah perjuangan panjang Pangeran Mangkubumi melawan penindasan dan kekuasaan VOC, serta menentang adanya campur tangan VOC Belanda terhadap Mataram.

Di saat Kerajaan Mataram Islam melemah karena pengaruh VOC, Pangeran Mangkubumi tampil menjadi sosok yang memperjuangkan kedaulatan Mataram melawan penindasan VOC. Perlawanan bersenjata tersebut berlangsung selama 9 tahun, hingga terjadinya Perjanjian Giyanti, yang kemudian disusul dengan peristiwa Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis Pon, tanggal 29 Jumadil’awal tahun Be 1680, bertepatan dengan 13 Maret 1755. Lalu Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I memproklamirkan Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat (separo Nagari Mataram). Peristiwa tersebut yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi DIY," terang Beny.

Dalam perjalanan sejarahnya, Beny menyampaikan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menghadapi penjajahan bangsa asing yang berupaya menguasai kembali Republik Indonesia, yang saat itu baru berdiri.

Baca Juga: Sejarah Praja Cihna Lambang Kasultanan Yogyakarta, Ini Maknanya

3. Sumbangsih terhadap Republik Indonesia

Peringati Hari Jadi, Pemda DIY Ziarah ke Makam Pendiri MataramZiarah dan tabur bunga di makam raja-raja, para adipati serta leluhur yang telah berjasa bagi DIY. (Dok. Istimewa)

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Kadipaten Pakualaman di bawah Sri Paku Alam VIII memberikan sumbangsih yang besar, dalam memberi dukungan bagi kemerdekaan. Keduanya menyatakan bergabung ke dalam Republik Indonesia serta mempertahankan eksistensi Republik yang saat itu masih berusia sangat muda.

"Semangat perlawanan atas penindasan dan kolonialisme yang ditunjukkan oleh raja dan adipati tersebut atau loro-lorone atunggal merupakan warisan Sultan Agung, Semangat perjuangan dan keberanian dalam melawan penjajah, mengalir dalam darah kedua pemimpin, yang merupakan keturunan dari Raja Mataram tersebut," kata Beny.

Lebih lanjut, Beny menambahkan peristiwa proklamasi Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat ini dipandang bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda. Sementara bagi Pemda DIY bisa melakukan reposisi guna meningkatkan pelayanan yang lebih kekinian kepada publik sehingga berdampak kepada masyarakat.

"Selain ziarah, kegiatan lain akan kita lakukan mensinergikan dengan kegiatan yang sudah ada. Jadi ini bukan kegiatan baru tetapi kegiatan yang sudah direncanakan yang dirangkum memperingati Hari Jadi DIY. Kita juga meluruskan penggunaan pakaian adat Jawa gaya Yogyakarta dari Kamis Pahing menjadi Kamis Pon karena kita belajar dari sejarah," pungkas Beny.

Baca Juga: Fakta Benteng Keraton Jogja, Awalnya Dibangun dari Gelondong Kayu

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya