Forum Cik Di Tiro Lakukan Aksi Tabur Bunga Kotak Suara Pemilu

Prof. Masduki menyayangkan hal yang seharusnya menjadi puncak Pemilu, dimana warga negara menitipkan suara mereka pada para calon, dengan memasukkan surat suara ke dalam kotak suara dinilai tidak bergulir semestinya. Justru suara rakyat hanya bertransformasi jadi suara oligarki.

"Suara rakyat yang dianggap suara Tuhan, ternyata di Indonesia yang terjadi suara rakyat bertransformasi jadi suara oligarki, suara orang-orang yang kemudian mengkhianati. Ketika rakyat memasukan (surat suara), menitipkan pesan supaya aspirasi dikelola dengan baik, justru yang terjadi sebaliknya," ujar Prof. Masduki.

Prof. Masduki juga mengungkapkan, kotak suara yang ditaburi bunga menyimbolkan tidak hanya kotak suara Pilpres tahun 2024, tapi juga pada Pilpres 2014 dan 2019. "Yang kita lihat pemimpin seperti sekarang," ujar Prof. Masduki.

"Jadi pendekatan kultural kita dengan tabur bunga mewakili masyarakat, seharusnya menampung aspirasi baik, tapi sebaliknya," katanya.

Forum Cik Di Tiro juga menuntut tiga hal besar dalam permasalahan proses Pilpres 2024 ini. "Pertama kami mencatat begitu banyak kecurangan. Harapannya seluruh lembaga negara menangani semua," ujar Prof. Masduki.

Kedua, ada sebuah rentetan dalam pesta demokrasi ini, mulai dari pelanggaran etik, hukum, dan sebagainya oleh Presiden. "Kita harap ada upaya memproses ini, serahkan parlemen sekarang," kata dia.

Ketiga yang juga sangat penting, sebagai negara demokrasi Forum Cik Di Tiro mengimbau adanya oposisi yang kuat.