Cerita Peternak Sapi di Bantul, Kehilangan 'Tabungan' Akibat PMK

Sudah disuntik tiga kali namun sapi tak tertolong

Bantul, IDN Times - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi nestapa tersendiri bagi peternak sapi.

‎"Tabunganku‎ ilang Rp22 yuta (tabungan saya hilang Rp22 juta), Mas," curhat Adi Kemis, salah seorang peternak sapi di Padukuhan Pentung, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul.

1. Sapi tidak pernah keluar kandang namun tetap terpapar PMK‎

Cerita Peternak Sapi di Bantul, Kehilangan 'Tabungan' Akibat PMKSalah seorang peternak sapi di Pentung, Seloharjo, Pundong, Bantul, Adi Kemis.(IDN Times/Daruwaskita)

Pria paruh baya yang akrab disapa Mbah Kemis ini mengaku sapi betinanya yang tengah menyusui pedetnya berusia empat bulan mati akibat terpapar PMK yang merebak di Bumi Projotamansari.

"Sapi betina dewasa milik saya mati di pertengahan bulan Juni 2022 yang lalu, saat PMK sedang ganas-ganasnya menyerang ternak sapi," ungkapnya kepada IDN Times, Jumat (8/7/2022).

Mbah Kemis mengaku tidak mengetahui sapinya bisa tertular PMK. Sebab sapinya tidak pernah dibawa keluar kandang, kecuali saat dimandikan di sungai yang tak jauh dari kandang.

"Ya tiba-tiba sapi saya mulutnya mengeluarkan liur terus menerus, kemudian nafsu makan sama sekali hilang. Bahkan hampir empat hari sama sekali tidak makan dan minum," ucapnya.

Baca Juga: Belasan Sapi Positif PMK di Bantul Terpaksa Dipotong 

2. Undang mantri hewan hingga tiga kali namun sapi tak tertolong‎

Cerita Peternak Sapi di Bantul, Kehilangan 'Tabungan' Akibat PMKPemberian suntikan vitamin agar ternak sapi tetap sehat dan daya tahan tubuh ternak meningkat. (IDN Times/Daruwaskita)

Melihat sapinya tidak mau makan dan minum serta mulutnya mengeluarkan liur terus menerus, Mbah Kemis kemudian menghubungi mantri hewan agar sapinya bisa segera diberikan penanganan.

"Bahkan saya sampai mendatangi tiga mantri. Sapi memang sempat membaik saat mendapatkan suntikan ketiga kalinya. Sudah mau makan dan minum," ucapnya.

Namun, saat sedang ke sawah, dirinya mendadak diberi kabar oleh sang istri bahwa sapinya tergolek di lantai kandang.

"Ya kondisinya sekarat, daripada mati kemudian saya sembelih dan dijual kepada pedagang sapi di Panggang, Gunungkidul. Hanya laku Rp4 juta," ujarnya.

3. Semua sapi yang dipelihara terpapar PMK‎

Cerita Peternak Sapi di Bantul, Kehilangan 'Tabungan' Akibat PMKIndukan sapi dan anakan yang terpapar PMK di Pentung, Seloharjo, Pundong, Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Meski sempat ditawar Rp22 juta dan dijual hanya Rp4 juta, Mbah Kemis masih bersyukur karena anak sapi miliknya masih bisa sembuh dari paparan PMK.

"Ya tabungan Rp22 juta hilang, Mas, tapi saya masih bersyukur anaknya masih hidup," ungkapnya.

"Saya pelihara empat ekor sapi, dua indukan dan dua anakan sapi. Yang mati satu sapi indukan akibat PMK. Saya ndak tahu sapi milik saya ketularan PMK dari mana, wong ndak pernah keluar kandang. Mungkin virus dibawa angin karena beberapa sapi milik tetangga juga kena PMK," tambahnya.

4. Bingung cari biaya sekolah anak

Cerita Peternak Sapi di Bantul, Kehilangan 'Tabungan' Akibat PMKSapi betina yang baru saja sembuh dari PMK. (IDN Times/Daruwaskita)

Peternak sapi lainnya di Padukuhan Pentung, Tugiyem, mengaku dua ekor sapi peliharaannya juga mati akibat terpapar PMK.

"Indukan dan anaknya mati bergantian. Hanya selisih beberapa hari saja," ujarnya.

Tugiyem mengaku di lingkungan rumah ada tiga kandang sapi dan semua sapi terkena PMK, namun sapi selain milik dirinya bisa sembuh setelah ditangani oleh mantri hewan.

"Sapi saya itu juga sudah disuntik dua kali oleh mantri namun tak juga sembuh. Sekali suntik Rp120 ribu," ungkapnya.

Ia mengaku bingung usai kehilangan dua ekor sapi akibat PMK. Sebab, anakan sapi tersebut rencananya hendak dijual untuk biaya sekolah anak.

"Sapi itu tabungan, kalau ada kebutuhan mendadak seperti biaya sekolah saya jual. Sekarang saya hanya punya satu ekor sapi indukan yang baru saja sembuh dari PMK," katanya.

"Ya mungkin belum beruntung mas. Saya juga ndak tahu sapi saya tertular PMK dari mana, wong sapi jarang keluar dari kandang. Tahu-tahu mulut sapi meler dan kuku sapi melepuh ada nanahnya," tambahnya lagi.

5. Belasan sapi milik peternak di Seloharjo mati akibat terpapar PMK‎

Cerita Peternak Sapi di Bantul, Kehilangan 'Tabungan' Akibat PMK‎Lurah Seloharjo, Pundong, Bantul, Mahardi Badrun.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu, Lurah Seloharjo, Kapanewon Pundong, Mahardi Badrun, mengatakan ada belasan sapi milik peternak Seloharjo yang mati akibat terpapar PMK. Namun, kasus kematian sapi akibat PMK paling banyak di Padukuhan Pentung.

"Di Padukuhan Pentung ada sembilan sapi yang mati. Bahkan ada sapi indukan yang sedang bunting tua juga mati akibat terpapar PMK," ungkapnya.

Menurutnya, kerugian peternak akibat sapinya mati terpapar PMK bisa mencapai ratusan juta rupiah. Selain itu, masih ada puluhan sapi yang sedang dalam proses penyembuhan.

"Butuh waktu lebih dari 20 hari sapi benar-benar sembuh dari PMK. Kalau dulu peternak menamai PMK adalah penyakit 'gomen' namun kali ini penyakit 'gomen' yang lebih parah dan bisa menyebabkan ternak mati," ungkapnya.

Pihaknya juga sudah melaporkan belasan ternak sapi yang mati ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul. Namun, sejauh ini para peternak sendiri yang berusaha untuk mengobati ternaknya yang terpapar PMK.

"Ya sekali ngundang mantri hewan biayanya Rp120 ribu padahal minimal dua hingga tiga kali mantri hewan diundang untuk mengobati sapi," ungkapnya.

Baca Juga: Dampak PMK, Harga Sapi di Bantul Naik hingga Rp4 Juta

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya