Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BPBD Sleman Beberkan Kondisi Terkini Merapi: Mulai Landai

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Sleman, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyebut aktivitas Gunung Merapi pascaerupsi Sabtu (11/3/2023) mulai melandai. Meski begitu, aktivitas Merapi belum turun secara drastis.

"Masih ada, seperti tadi malam kami memantau di PGM (Pos Pengamatan Gunung Merapi), masih terjadi beberapa kali luncuran lava pijar empat kali sejauh dari 1 km, sampai 2 km," kata Kepala BPBD Sleman, Makwan, di Pendopo Parasamya Pemkab Sleman, Selasa (21/3/2023).

1. Merapi masih sangat aktif

Warga mengamati material vulkanik erupsi Gunung Merapi di hulu Kali Gendol, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (10/3/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Kondisi tersebut, dikatakan Makwan berarti Merapi masih sangat aktif ditandai dengan keluarnya magma dalam bentuk guguran lava pijar. Hingga saat ini juga Gunung Merapi masih berada pada level 3 atau siaga, belum ada perubahan hampir 3 tahun terakhir.

Makwan menyebut berbagai kesiapsiagaan juga dilakukan BPBD Sleman untuk mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi. "Kami menyiapkan jalur evakuasi, khusus untuk yang Turgo, kami sedang berproses untuk pelebaran jalur evakuasi ditambah 1 meter atau kanan kiri, sejauh 1,5 km," ujar Makwan.

2. Antisipasi bencana Merapi

Ilustrasi Jalur Evakuasi (IDN Times/Sunariyah)

Selain itu, guna mengantisipasi bencana, BPBD Sleman menyiapkan rambu-rambu evakuasi. Lalu juga menyiapkan tim siaga Merapi di tujuh kalurahan yang paling dekat dengan puncak Merapi. "Jadi dari barat Wonokerto, Girikerto, Purwobinangun, Hargobinangun, Umbulharjo, Kepuharjo, dan Glagaharjo. Ini yang menjadi konsentrasi sekarang," ujar Makwan.

Makwan menekankan jika Merapi meletus tidak selalu sama. Dikatakannya masyarakat masih terbayang dengan peristiwa letusan Merapi di tahun 2010 yang cukup besar. Menurutnya peristiwa tersebut terjadi 100 tahunan yang indeksnya sama terjadi pada tahun 1872.

3. Rencana kontinjensi untuk Merapi

Ilustrasi pos pemantauan gunung berapi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Meski diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar, namun tetap ada skenario terburuk. Dalam rencana kontingensi, jika Merapi sudah tumbuh kubah mencapai 10 juta meter kubik, diskenariokan longsor 5 juta meter kubik.

"Itu akan sejauh 9 km, tapi perlu diketahui saat ini kubah yang di tengah baru mencapai 2,2 juta meter kubik. Artinya Merapi sedang klumpuk-klumpuk (mengumpulkan) untuk mencapai 10 juta meter kubik," ujar Makwan.

Menurutnya kondisi saat ini lebih baik, karena Merapi punya dua kubah aktif di tengah dan yang di barat daya. Sebelumnya sempat hampir 1,6 juta meter kubik, tapi pada Sabtu 11 Maret 2023 Maret longsor 1,1 juta meter kubik.

"Baru klumpuk-klumpuk lagi, mudah-mudahan masih aman. Sekali lagi ancaman Merapi mengikuti pola bukaan kubahnya, sekarang ini di tenggara di Kali Gendol, arah barat daya di Kali Bebeng, Krasak dan Bedog. Ini jadi perhatian," ungkap Makwan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Herlambang Jati Kusumo
EditorHerlambang Jati Kusumo
Follow Us