Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Yogyakarta, IDN Times - Pengelolaan sampah masih menjadi problem di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bank sampah maupun Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang diharapkan menjadi pendukung pengelolaan sampah, masih belum bisa optimal. Hal tersebut disampaikan Koordinator Pokja Perkotaan Walhi Yogyakarta, Nur Kholis. Ia mengungkapkan terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan bank sampah maupun TPS3R. 

1. Bank sampah masih mengandalkan relawan

Ilustrasi pemilihan sampah.ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Nur Kholis menyebut saat ini bank sampah masih menggunakan logika ekonomi. Ketika bank sampah menghadirkan sampah, uang akan semakin banyak. "Itu yang kemudian organiknya gimana, kemudian harus dikelola," ujar Nur Kholis, Rabu (4/10/2023).

Kedua, pengelolaan terlalu kecil. Bank Sampah hanya dalam lingkup RT, RW atau padukuhan, sehingga hasilnya tidak cukup untuk operasional. Akhirnya yang mengerjakan adalah ibu anggota PKK, Dasawisma.

"Mereka kerja sukarela, akibatnya sering gak sustain, gak bertahan lama. Kita bayangkan saja nimbang sampah orang, kertas kadang campur sampah yang lainnya," ungkap Nur Kholis.

2. TPS3R belum terkelola dengan baik

Editorial Team

Tonton lebih seru di