Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA). (IDN Times/Herka Yanis)

Intinya sih...

  • Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM mendukung sistem multiprovider avtur untuk menekan harga tiket pesawat domestik yang tinggi.
  • Perlunya kebijakan insentif fiskal untuk mengantisipasi kenaikan harga tiket pesawat, termasuk pada biaya avtur, suku cadang pesawat udara, dan subsidi dari penyedia jasa bandar udara.
  • Harga tiket pesawat domestik cenderung lebih mahal dibandingkan dengan tiket internasional karena faktor persaingan pasar internasional dan ketersediaan armada pasca COVID-19.

Yogyakarta, IDN Times - Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) angkat bicara terkait mahalnya harga tiket pesawat terbang, khususnya penerbangan domestik. Peneliti Pustral UGM, Dwi Ardianta Kurniawan, mengatakan sistem multiprovider untuk mencegah praktik monopoli suplai avtur dapat menekan harga tiket pesawat yang tinggi.

"Mencegah praktik monopoli, serta mendorong implementasi multi provider BBM penerbangan di bandar udara, sehingga diharapkan tercipta harga avtur yang kompetitif," ujarnya pada Selasa (6/8/2024) dilansir ANTARA.

Editorial Team

Tonton lebih seru di