Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petani memeriksa tanaman tomat yang tertutup abu vulkanik erupsi gunung Merapi di perladangan Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022) (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menerangkan api diam di area kubah lava barat daya Gunung Merapi merupakan fenomena wajar pada kubah lava gunung api yang sedang aktif.

1. Penampakan api diam berdasarkan pengamatan Senin (13/3/2023)

ilustrasi Gunung Merapi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan penampakan api diam itu berdasarkan pada pengamatan BPPTKG periode 13 Maret 2023 pukul 18.00 - 24.00 WIB.

"Api diam itu penampakan rona merah, biasanya akibat lava yang panas," ujar Agus Budi Santoso, Selasa (14/3/2023). 

 

2. Selama 4 hari, Merapi keluarkan 81 kali awan panas guguran

Ilustrasi hujan abu vulkanis Gunung Merapi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Gunung Merapi Selasa (14/3/2023) meluncurkan 81 kali awan panas guguran. Pada periode pengamatan Senin (13/3/2023) terjadi 19 kali, Minggu (12/3/2023) menunjukkan 19 awan panas guguran, dan Sabtu (11/3/2023) tercatat  41 kali. Sedangkan untuk hari ini teramati dua kali guguran awan panas. 

"Teramati dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.600 hingga 2.000 meter mengarah ke Barat Daya," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Selasa (14/3/2023) siang.

3. Status Merapi tetap siaga

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso. Youtube.com/BPPTKG CHANNEL

BPPTKG saat ini masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.

Selain itu, potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar di alur sungai berhulu Merapi, terutama saat terjadi hujan di puncak gunung.

Editorial Team