TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lagi, Pesepeda Perempuan Disiram Cairan Air Keras di Sleman

Sudah yang keempat kalinya terjadi

Ilustrasi pesepeda tengah melintas di areal persawahan (IDN Times/Febriana Sinta)

Sleman, IDN Times - Kasus penyemprotan cairan diduga air keras kembali menyasar pesepeda di Kabupaten Sleman.

Korbannya, lagi-lagi perempuan yang sedang gowes di kawasan Ngaglik, Sleman.

Baca Juga: Dishub Sleman Siagakan Puluhan Personel untuk Pantau Libur Nataru 

1. Kejadian di Jalan Damai pagi hari

Jalan Damai, Ngaglik, Sleman. Dok. Google Maps

Kanit Reskrim Polsek Ngaglik Iptu Budi Karyanto menerangkan, kasus ini terjadi pada Jumat (25/12/2020) pagi di daerah Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.

"Kalau keterangan korban sementara, waktu memberikan laporan pada polisi itu (kejadian) 05.30 WIB," kata Budi saat dikontak, Sabtu (26/12/2020).

Budi melanjutkan, pihaknya belum bisa menyampaikan informasi lebih jauh dari ini. Lantaran, korban berhalangan ketika hendak dimintai keterangan lebih lanjut.

"Dia laporannya disemprot (cairan) itu. Tapi, kan motifnya seperti apa (belum tahu), lha korbannya mau kami periksa malah ada acara dengan teman-temannya. Nanti kalau ada perkembangan, kami akan periksa lagi korbannya," ungkap Budi.

2. Sudah keempat kali

Pesepeda di Sleman diduga disiram soda api. Twitter / @Biskims

Peristiwa penyemprotan cairan diduga air keras ini, menurut Budi, bukan kali pertama di wilayahnya. Total, sudah empat kejadian termasuk yang terakhir, Jumat (25/12/2020) kemarin.

"Ada empat TKP. Kita sudah gabungan dengan Polda DIY mendalami perkara ini," kata Budi tanpa merinci tiap kasusnya.

Satu dari empat kasus ini sempat viral di media sosial Twitter pada akhir Oktober 2020 lalu. Korban saat itu mengunggah kronologi peristiwa yang menimpanya.

Dituliskan, korban yang sedang melintas di Jalan Palagan mendadak oleh seorang pengendara sepeda motor disemprot cairan diduga soda api. Pakaian yang dikenakan korban rusak seperti melepuh terkena cairan tersebut.

Budi berujar, dari keempat kasus ini semuanya memiliki kemiripan. Yakni, korbannya berjenis kelamin perempuan yang tengah bersepeda.

"Terus sendirian posisinya," sambung dia.

Kemiripan lain, jarak TKP terlalu jauh dengan titik keberadaan kamera pengawas CCTV. Maka dari itu pihaknya juga benar-benar mengandalkan kesaksian para korban.

"Yang kita butuhkan kan keterangan korban. Tempatnya di mana, fiksnya kok dia bisa menyebutkan jam 05.30 itu alasannya apa. Itu kan kaitannya dengan kita ngambil (rekaman) CCTV," bebernya.

Baca Juga: Minibus Berisi Wisatawan asal Jakarta Terguling di Dlingo Bantul

Berita Terkini Lainnya