TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korbannya Tak Cuma Satu, Begini Modus Pelecehan si Dosen Swinger

UGM siap dampingi korban

Ilustrasi pelecehan dan kekerasan Perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Yogyakarta, IDN Times - ID, salah seorang korban dugaan pelecehan seksual oleh Bambang Ariyanto buka suara.

Dia menceritakan bagaimana Bambang melancarkan aksinya. Termasuk, beberapa modus terhadap banyak korban lain selain dirinya.

Baca Juga: Heboh Pengakuan Dosen Swinger di Medsos, Rektor UNU Angkat Bicara

1. Modus riset swinger

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

ID menyebut dirinya pernah jadi korban Bambang 2019 lalu. Modus Bambang kala itu mengajak diskusi atau berkonsultasi soal penelitiannya mengenai swinger atau tukar pasangan. Keduanya berkomunikasi lewat chat Facebook.

"Saya tidak punya pikiran gimana-gimana. Dia nanya teknis penelitian ya saya jawab. Saya tegas. Saya bilang aku gak minat ngomongin temamu. Karena, aku nggak suka. Aku bilang gitu. Kalau ngomongin teknis penelitian saya jawab," katanya ketika dihubungi, Senin (3/8/2020).

ID merasa jengah lantaran apa yang dibicarakan makin melenceng dari topik utama. Kian menjurus ke hal-hal berbau pornografi malah.

Bambang bahkan mengatakan untuk ikut dalam praktik serupa demi kepentingan penelitiannya.

"Peneliti tidak harus seperti itu. Mau meneliti pembunuh tidak harus jadi pembunuh. Dari situ, sudah aneh. Aku jawab ketus gitu. Aku ketus tapi tidak ngeblok (kontak)," katanya.

Dalam aksinya, Bambang kerap kali menyaru sebagai istrinya. Kemudian, seolah-olah menyampaikan unek-unek sebagai pasangan Bambang.

"Dia tiba-tiba berubah jadi istrinya. Aku masih positif thinking, aku bantu. Perasaanku kalau ada orang minta bantuan, tidak akan menolak. Dia cerita sedih banget tertekan dan lain-lain," ungkap ID.

"Pakai akun istrinya, sedih nangis, tidak tahu harus bagaimana. Suami saya kayak gitu. Saya diajak swinger oleh suami saya. Padahal dia lakukan sendiri," lanjut dia.

ID berusaha menyudahi pembicaraan. Namun, selalu saja 'istri' Bambang ini mengontaknya.

"Aku sebal ya. Pendapatku cerai. Kemarin melakukan ini ini ini. Percuma pendapatku sama. Tidak usah nanya dan hubungi aku lagi," tegas dia menirukan pembicaraan kala itu.

 

2. Lain korban, lain modus

Ilustrasi Whatsapp (IDN TImes/Paulus Risang)

Waktu berjalan hingga perilaku aneh Bambang ini makin terungkap. Kian banyak yang mengaku pernah jadi korbannya.

Atas dasar itu, satu per satu para korban akhirnya bercerita. Satu per satu terkuak modus yang dipakai Bambang, namun umumnya modelnya sama yakni secara virtual, lama kelamaan mengajak ngobrol vulgar bahkan mengirim foto atau video porno.

Medianya, biasanya chat WhatsApp, Facebook, maupun sambungan telepon.

Selain berkedok penelitian soal swinger, dari bukti yang terkumpul, modusnya antara lain curhat masalah rumah tangganya, orang tua, dan ajakan bisnis.

"Saya dapat 30an screenshot, dari perempuan (korban) itu, isinya detail. Vulgar dan kaya novel biru begitu," beber ID.

Bambang, menurut ID, memanfaatkan rasa empati para korban supaya berkenan membuka telinga untuk permasalahannya. Meski, ujung-ujungnya merembet ke hal-hal pornografi.

"Dia memang menikmati menceritakan begitu pada orang. Dia menyalahgunakan rasa iba perempuan," ujar ID menambahkan.

Bahkan, ada salah seorang psikolog menyebut Bambang pernah berbuat tak senonoh di hadapannya saat berkonsultasi. Itu sekitar 2015 silam berdasarkan kesaksian korbannya.

3. Beraksi sejak 2014

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

ID dan para korban lainnya akhirnya memutuskan untuk menemui Bambang. Waktunya, tak lama sebelum tulisan dan video pengakuan Bambang viral di media sosial, Minggu (2/8/2020) kemarin.

Di depan ID dan korban lain, Bambang mengakui riset soal swinger cuma kedok. Pemenuhan fantasi seksual pribadi jadi maksud di baliknya.

"Dia bilang (korban) banyak, tidak menghitung. Seminggu biasanya ada korban baru. Dia bilang sendiri, kalau seminggu satu. Dalam satu tahun ada 52 bulan. Ini dari 2014, berarti 52 dikalikan 6 tahun. Itu ada sekitar 300an," sebut ID.

ID terus terang geleng-geleng. Bukan cuma soal jumlah korbannya. Tetapi Bambang sendiri sebenarnya juga pernah dipolisikan karena kelakuannya tersebut pada 2005 silam.

"Dia pernah melakukan pelecehan fisik 2004-2005. Dia pernah melakukan dan tidak kapok," ucap ID.

Sejauh ini, lanjut ID, ada sekitar 50 orang mengaku korban Bambang dan sedang berkonsolidasi. Ada satu kemiripan antara korban satu dengan yang lain dari latar belakangnya.

"Dari mayoritas, yang koordinasi dengan aku alumni UGM semua. Bambang itu UGM juga. Alumni ekonomi. Saya dari hukum. Korbannya ada dari fakultas psikologi, fakultas hukum, yang lain saya tidak tahu alumni-alumni mana. Semua yang teridentifikasi UGM semua," tambahnya.

Langkah hukum, sementara ini masih dipikirkan. Mereka masih berkoordinasi dan merangkul korban-korban Bambang lainnya.

"Komunitas yang dia target banyak, psikolog, orang biasa, dengan berbagai modusnya. Kami mengumpulkan bukti-bukti kejadiannya. Karena, kejadian ada yang lama dan baru, ada yang masih nyimpan (bukti), ada yang sudah nggak ada," pungkasnya.

Baca Juga: Saat WFH Ayah, Suami dan Pacar Dominasi Pelaku Kekerasan di Jogja 

Berita Terkini Lainnya