TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Sekolah di DIY Gelar Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Disdikpora DIY targetkan tatap muka pada tahun ajaran baru

Sembilan ekolah tingkat SMA/SMK di DIY mulai menggelar uji coba kelas tatap muka, Senin (19/4/2021).IDN Times/Tunggul Damarjati

Sleman, IDN Times - Sembilan sekolah tingkat SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai menggelar uji coba kelas tatap muka, Senin (19/4/2021). Uji coba dilaksanakan secara terbatas dan menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

Sembilan sekolah tersebut meliputi, SMA N 1 Pajangan, Bantul; SMK N 1 Bantul; SMA N 1 Gamping, Sleman; SMK N 1 Depok, Sleman; SMA N 2 Playen, Gunungkidul; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMA N 1 Sentolo, Kulon Progo; SMK N 2 Pengasih, Kulon Progo; SMK N 1 Kota Yogyakarta.

"Ada sepuluh sekolah sebenarnya. Tapi ada satu yakni SMA 6 (Yogyakarta) yang kebetulan itu vaksinasi tahap kedua guru baru dilakukan beberapa hari ini jadi mereka saat ini belum melakukan tatap muka," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY Didik Wardaya kala memantau pelaksanaan kelas tatap muka di SMKN 1 Depok, Sleman, Senin pagi.

Baca Juga: Penyebaran COVID-19 Masih Tinggi, Sekolah Tatap Muka di Sleman Ditunda

1. Syarat pelaksanaan uji coba tatap muka

Sembilan sekolah tingkat SMA/SMK di DIY mulai menggelar uji coba kelas tatap muka, Senin (19/4/2021). IDN Times/Tunggul Damarjati

Didik berujar, vaksinasi tenaga pengajar memang salah satu dari beberapa syarat bagi suatu sekolah untuk diikutsertakan dalam uji coba kegiatan belajar (KBM) tatap muka. Para tenaga pendidik di sekolah yang ditunjuk paling tidak harus menerima dua kali suntikan dosis vaksin COVID-19.

"Guru-guru sudah dilakukan vaksinasi dan kadar imunitas tentunya sudah terbentuk karena vaksinasi sudah 28 hari dari vaksinasi pertama," sebut Didik.

Sementara syarat selanjutnya, adalah kesiapan Satgas COVID-19 di satuan sekolah tersebut.

"Salah satu tugasnya mendata siswa yang sudah memungkinkan masuk sekolah atau siswa tinggal di daerah mana, sehingga terdata. Dan menjaga penerapan protokol kesehatan," lanjut Didik.

Syarat berikutnya, yaitu kriteria zonasi penyebaran COVID-19 lokasi sekolah tersebut berada yang ditentukan per kecamatan. Paling tidak harus 'hijau' ketika satuan pendidikan tersebut ditunjuk untuk ikut serta.

Lalu, fasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan (prokes) pencegahan penularan COVID-19. Seperi alat pelindung diri (APD) bagi tenaga pengajar, tempat cuci tangan, maupun hand sanitizer.

"Termasuk mulai dari masuk (sekolah) sudah ada jalurnya. Terus nanti pembelajaran di kelas itu penataan jarak sudah dilakukan. Kemudian penggunaan masker kepada para siswa selalu diingatkan," paparnya.

2. Belajar tatap muka dihentikan jika muncul kasus

Sembilan sekolah tingkat SMA/SMK di DIY mulai menggelar uji coba kelas tatap muka, Senin (19/4/2021). IDN Times/Tunggul Damarjati

Didik berujar, uji coba pembelajaran tatap muka ini masih akan melalui tahap evaluasi setidaknya sepekan atau dua pekan sekali. Adapun indikator keberhasilannya sebagaimana dipaparkan Didik meliputi dua poin.

"Jika artinya tidak terjadi gejolak munculnya klaster baru. Kemudian penerapan prokes juga bisa dijalankan dengan baik itu segera diikuti sekolah-sekolah lain yang sudah siap. Konteks sudah siap kalau dari sisi APD protokol kesehatan maupun SOP di masing-masing sekolah saya kira sudah siap," imbuhnya.

Hasil evaluasi inilah yang juga jadi bahan pertimbangan pelaksanaan KBM tatap muka, bukan hanya untuk satuan pendidikan sederajat. Namun juga jenjang di bawahnya. Seperti SMP bahkan SD.

"Tapi, kalau memang muncul kasus di sekolah tentunya yang pertama adalah kepala sekolah akan menghentikan untuk sementara tatap muka tersebut. Sambil koordinasi dengan pusat kesehatan masyarakat yang terdekat dengan sekolah," tegas dia.

Sterilisasi secara periodik merupakan tindak lanjut wajib manakala suatu kasus muncul ketika pelaksanaan uji coba KBM tatap muka ini.

"Kemudian (disinfeksi) setiap sore dan setelah pembelajaran dilakukan. Kita upayakan bersama supaya lebih aman," lanjut Didik.

3. Targetkan tatap muka pada tahun ajaran baru

IDN Times/Tunggul Damarjati

Ketika memang KBM tatap muka bisa diimplementasikan cukup baik, dalam arti para siswa bisa beradaptasi mengikuti pembelajaran di masa pandemi COVID-19, maka targetnya seluruh sekolah di DIY bisa menerapkan kelas tatap muka saat tahun ajaran 2021/2021 mendatang.

"Sehingga kita tidak perlu dirundung ketakutan terhadap COVID-19, tapi kita tegak dengan adaptasi kebiasaan baru tersebut sehingga proses belajar mengajar bisa terus berjalan walaupun mungkin COVID-19 belum mereda. Tetapi mudah-mudahan vaksinasi juga terus bisa dilakukan sehingga tahun ajaran baru kita bisa buka.," tandasnya.

4. Klaim prokes ketat

Sembilan sekolah tingkat SMA/SMK di DIY mulai menggelar uji coba kelas tatap muka, Senin (19/4/2021). IDN Times/Tunggul Damarjati

Terpisah, Kepala Sekolah SMK N 1 Depok Suprapto menerangkan, uji coba KBM tatap muka di sekolahnya diikuti para siswa kelas X dan XI.

Suprapto mengklaim, uji coba kelas tatap muka di SMK N 1 Depok dilakukan dengan pelaksanaan prokes pencegahan penularan COVID-19 secara ketat.

"Mulai dari anak datang ke sekolah cek suhu, alur parkir, kemudian cuci tangan sampai alur menuju kelas masing-masing sampai duduk pun kita sudah atur," kata Suprapto.

"Ketika masuk (kelas) dari depan maka anak yang datang awal duduk di belakang, sehingga tidak melewati temannya. Ketika pulang anak yang di belakang keluar duluan dan tidak saling melewati," sambungnya.

Jumlah siswa yang mengikuti KBM tatap muka ini pun terbatas. Sesuai ketentuan dari dinas pendidikan yakni separuh dari kapasitas maksimal atau sekitar 18 orang saja per kelas.

"Total siswa, misal kelas X ada 300an lebih ya, ini untuk satu sesi karena setengahnya berarti 150-an maksimal," kata Suprapto.

KBM tatap muka di SMK N 1 Depok, lanjut Suprapto, dibagi ke dalam dua sif. Pukul 07.30-10.30 WIB bagi kelas X dan pukul 08.30-11.30 WIB untuk kelas XI.

"Kemudian per mata pelajarannya itu 30 menit dan anak-anak tidak ada istirahat. Datang belajar langsung pulang, sehingga tidak terjadi kerumunan," sebut Suprapto.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Kabupaten Sleman Dikuasai Zona Oranye dan Merah

Berita Terkini Lainnya