TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sulit Didapatkan, RSA UGM Produksi Face Shield Secara Mandiri

Dana yang dibutuhkan lebih rendah dibanding membeli 

RSA UGM saat memproduksi face shield secara mandiri. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Keberadaan topi penutup wajah dari plastik atau face shield, sangat dibutuhkan oleh tenaga medis. Alat ini digunakan untuk mencegah percikan dahak, bersin, yang dapat mengenai tenaga kesehatan saat memberikan pelayanan pasien.

RS Akademik UGM, yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di DIY berinisiatif untuk membuat face shield secara mandiri

Baca Juga: Belajar di Rumah Tugas Berat dan Habiskan Kuota, KPAI Terima 213 Aduan

1. Face Shield sulit didapatkan

RSA UGM saat memproduksi face shield secara mandiri. Dok: istimewa

Penanggungjawab Layanan COVID-19 RSA UGM, dr. Siswanto menjelaskan keberadaan face shield sangat sulit ditemui di pasaran.

"Dalam memberikan pelayanan covid-19, seluruh tenaga kesehatan dan pemberi layanan wajib untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar yang telah ditetapkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan. Kendalanya, saat ini APD sulit untuk didapatkan," katanya pada Rabu (15/4).

2. Mulai memproduksi face shield mandiri

RSA UGM saat memproduksi face shield secara mandiri. Dok: istimewa

Siswanto menjelaskan, saat ini RSA UGM mulai membuat APD mandiri, untuk pembuatan 1 face firld hanya membutuhkan dana Rp30.000 - Rp50.000 per buah.

Material yang digunakan yaitu mika 0,5mm agar lebih tahan terhadap percikan, dan plastik  polypropylene tebal 2 mm untuk pondasinya, sehingga lebih stabil, kuat dan mudah dibersihkan/disterilkan. Dalam sehari dapat diproduksi hingga 80 face shield.ak, bersin," jelasnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Nick Kuipers Pilih Lembang Dibandingkan Belanda

Berita Terkini Lainnya