Sampah Laut Didominasi Plastik, Bahaya Mikroplastik Mengintai
Sebanyak 85 persen sampah di laut adalah sampah plastik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Pencemaran akibat limbah plastik menjadi suatu masalah yang harus secepatnya diselesaikan. Andhika Puspito Nugroho, Dosen dan Peneliti Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, dari data yang ada, 85 persen sampah yang ditemukan di laut merupakan limbah plastik. Hal tersebut akan sangat berbahaya.
“Di lingkungan laut saat ini 85 persen sampah laut didominasi oleh limbah plastik. Hal ini disebabkan limbah plastik yang terbawa oleh aliran air salah satunya melalui sungai,” ungkapnya pada Jumat (11/6/2021).
Baca Juga: 2050 Jakarta Diprediksi Tenggelam, Pakar UGM: Jadi Sebuah Keniscayaan
1. Mikroplastik sudah mencemari organisme laut
Lebih khusus lagi, Andika menjelaskan, untuk fragmen plastik yang memiliki ukuran di bawah lima milimeter atau mikroplastik merupakan polutan yang bersifat resistan. Mikroplastik sendiri ada dua macam yaitu primary microplastic yang biasanya terdapat pada produk perawatan seperti shower gel, cat, detergen, dan krim. Sedangkan jenis kedua yakni secondary microplastic yang merupakan hasil dari degradasi sampah plastik.
Dia mengungkapkan, saat ini mikroplastik sudah mencemari organisme laut dan sudah masuk ke dalam rantai makanan yang mana manusia menjadi konsumen puncaknya.
“Mikroplastik ini sering kali dianggap sebagai makanan oleh berbagai organisme di laut sehingga polutan mikroplastik dapat mengganggu kesehatan organisme laut atau dapat berpindah dari sistem pencernaan masuk ke sistem peredaran darah organisme laut,” katanya.
Baca Juga: Alat EWS Besutan UGM Berhasil Deteksi Gempa 7 Hari Sebelum Kejadian