TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Omicron Hantui PTM 100 Persen, Ini Kata Pakar UGM

Harus ada evaluasi dan mitigasi, seperti apa contohnya?

Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dasar. (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Sleman, IDN Times - Sesuai dengan arahan dari Menteri Pendidikan, sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen.

Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Gunadi, mengungkapkan, pelaksanaan PTM 100 persen tidak bisa dilakukan begitu saja. Harus ada evaluasi maupun mitigasi dalam rangka menghindari penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Sleman Siap Gelar Operasi Pasar, 6.864 Liter Minyak Goreng Disiapkan  

1. Perlu dibarengi 3T secara rutin

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Gunadi menyampaikan, PTM 100 persen ini harus diikuti dengan upaya 3T. Meliputi testing, tracing, dan treatment. 3T ini harus dilakukan secara rutin sepanjang PTM dilaksanakan.

“Penyelenggaraan PTM 100 persen tentunya pemerintah dan stakeholder terkait sudah mempertimbangkannya, tetapi harus diikuti dengan 3T,” ungkapnya pada Senin (24/1/2022).

2. Varian Omicron lebih cepat menyebar

Ilustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Menurut Gunadi, upaya 3T ini perlu dilakukan secara rutin lantaran saat ini pandemik COVID-19 masih berlangsung. Terlebih adanya varian Omicron yang saat ini sudah terdeteksi di sejumlah wilayah di Indonesia. Di mana Omicron ini memiliki kemampuan penyebaran lebih cepat daripada varian Delta.

“Karena gejala umumnya tidak berat, OTG, jadi tidak tahu apakah anak-anak dan guru membawa virus atau tidak sehingga dilakukan testing secara acak dan berkala. Jangan menunggu ada kluster atau positif baru ditracing ini terlambat," katanya.

Baca Juga: Sleman Mulai PTM 100 Persen, Siswa Antusias Masuk Sekolah

Berita Terkini Lainnya