TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dosen UGM Ungkap Mutasi COVID-19 Akan Terus Berlangsung

Mutasi varian dari India belum ditemukan di Indonesia 

ilustrasi mutasi virus corona (sciencemediahub.eu)

Sleman, IDN Times - Ketua Pokja Genetik FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Gunadi mengungkapkan mutasi COVID-19 akan terus berlangsung. Menurutnya sifat dari mutasi virus perlu diwaspadai oleh semua pihak.

“Mutasi virus tidak akan pernah selesai. Sifat mutasi ini perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu khawatir berlebihan dengan tetap menerapkan prokes,” ungkapnya pada Selasa (27/4/2021).

Baca Juga: Polisi Tangkap 3 Orang yang Loloskan WNI dari India Tanpa Karantina

1. Mutasi varian dari India belum ditemukan di Indonesia

Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) mengambil tes swab dari pekerja pabrik tepung, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di desa Moriya pinggiran kota Ahmedabad, India, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Gunadi memaparkan varian baru COVD-19 dari India yang dikenal dengan B.1.618 merupakan hasil evolusi dari mutasi ganda yang sebelumnya dikenal dengan varian B.1.617.  Saat ini varian corona baru dengan dua atau tiga mutasi dari India belum terdeteksi di Indonesia hal ini berdasarkan data GISAID. Namun menurut Gunadi, sewaktu-waktu dapat muncul di tanah air karena sebelumnya varian Inggris B.1.1.7 sudah terdeteksi di Indonesia.

Perlu diwaspadai dari varian B.1.618 ini adalah mengandung tiga mutasi pada receptor binding domain (RBD) protein S yang berikatan langsung dengan sel inang manusia yaitu E484Q, L452R, dan V382L.

2. Belum ada bukti varian B.1.617 maupun B.1.618 berpengaruh terhadap kecepatan transmisi

Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Mutasi E484Q terletak pada lokasi yang sama dengan mutasi E484K yang dideteksi pada varian Afrika Selatan dan Brazil. Sehingga mutasi E484Q diduga mempunyai sifat yang sama dengan E484K yaitu bisa menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.

“Saat ini belum ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa varian B.1.617 maupun B.1.618 mempengaruhi kecepatan transmisi atau penularan keparahan penyakit COVID-19 serta efektivitas vaksin,” katanya.

Berita Terkini Lainnya