CfDS UGM: Soal New Normal, Warganet Aktif Mengkritik lewat Sarkasme
Perlu rumusan protokol yang lebih komprehensif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Kebijakan pemerintah mengenai new normal, banyak menuai kritik di Twitter. Banyak warganet yang menilai kebijakan normal baru terlalu dini diberlakukan di Indonesia lantaran kurva pasien positif COVID-19 masih terus naik.
Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam penelitiannya berkaitan dengan reaksi warganet dalam merespon wacana new normal di Indonesia, mendapati banyak warganet yang memberikan respons terlalu dininya pemberlakuan new normal di Indonesia. Sehingga, banyak di antaranya yang memberikan kritik melalui candaan atau bahasa sarkasme.
Baca Juga: Naik 66 Peringkat, UGM Melejit ke Ranking 254 Terbaik Dunia
1. Ditemukan 112.471 cuitan di Twitter mengenai new normal
Peneliti CfDS UGM, Iradat Wirid menjelaskan, dari penelitian yang dilakukan di media sosial Twitter dengan periode waktu 7 Mei—5 Juni 2020, ditemukan ada 112.471 cuitan yang berhubungan dengan new normal. Jumlah cuitan tersebut berasal dari 56.354 akun, dengan total keseluruhan engagement (like maupun retweet) sebanyak 679.289.
Temuan menarik lainnya, ada 5 jenis akun yang mendominasi dalam analisis kali ini. Pertama yakni akun pejabat publik atau politisi. Kedua, akun lembaga pemerintah atau layanan publik. Ketiga, akun media dan informasi. Keempat Mention Confess, dan kelima akun selebtwit.
"Di dalam akun menfes dan populer Twitter, warganet merasa pemberlakuan new normal terlalu dini. Mereka juga memberikan kritik melalui candaan dan bahasa sarkasme, bahkan tanggapan terhadap wacana ini diwarnai meme atau gurauan yang tidak berkaitan langsung dengan wacana new normal," ungkapnya pada Selasa (16/6).
Baca Juga: Peneliti UGM Ingatkan Pemerintah Terlalu Cepat Terapkan New Normal