TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah Kerumunan, Pengungsi Merapi Kini Diberi Jatah Nasi Bungkus

Pembagian konsumsi tak lagi dilakukan secara prasmanan

Barak pengungsian Banjarsari. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Untuk mencegah penularan COVID-19 di barak pengungsian, penyaluran konsumsi ke pengungsi Merapi di Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, kini disesuaikan sedemikian rupa.

Panewu Cangkringan, Suparmono, mengatakan jika dulunya konsumsi diberikan dengan cara prasmanan, maka di masa pandemik ini konsumsi diberikan dengan cara dibungkus dan diberikan satu per satu ke pengungsi.

Baca Juga: Dalam Sehari, Terjadi 60 Gempa Guguran di Gunung Merapi

1. Siapkan 300 nasi bungkus setiap kali makan

Barak pengungsian Banjarsari. IDN Times/Siti Umaiyah

Suparmono menerangkan, pendistribusian konsumsi dengan cara dibungkus ini diharapkan bisa menekan potensi penularan COVID-19. Menurutnya, setiap kali makan dapur umum menyiapkan 250 hingga 300 nasi bungkus bagi para pengungsi dan relawan.

"Kalau prasmanan sangat riskan terjadi penularan. Apalagi satu sendok dipegang banyak orang. Potensi menyebarnya virus sangat mudah. Di SK Bupati kan untuk kepentingan pesta juga dibungkus tidak ada prasmanan," ungkapnya pada Kamis (12/11/2020).

2. Perwakilan pengungsi diminta memberikan masukan menu makanan

Seorang lansia terduduk di di barak pengungsian Merapi, Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. IDN Times/Tunggul Damarjati

Di dalam menentukan menu makanan sendiri, para petugas dapur juga meminta masukan dari perwakilan pengungsi. Hal ini diharapkan agar menu yang ada sesuai dengan keinginan para pengungsi dan tidak hanya semata-mata dari petugas dapur.

"Kalau soal gizi ada dokter yang menghitung gizi makanan yang disajikan. Selain kesehatan dan psikologi pengungsi, standar gizi mereka juga diperhatikan," katanya.

Baca Juga: Merapi Berstatus Siaga, BPPTKG Minta Warga Lakukan 5 Hal 

Berita Terkini Lainnya