TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak UMKM Baru Mati Suri, Pemerintah Didesak Beri Pendampingan 

Cara online bisa tingkatkan pemasaran UMKM

Ilustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Sleman, IDN Times - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih terdampak pandemik COVID-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun.  

Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Hempri Suyatna menilai program-program Pemerintah DI Yogyakarta untuk mendongkrak pengembangan UMKM masih belum optimal. Menurut Hempri, saat ini banyak UMKM, utamanya yang baru merintis usahanya seakan mati suri lantaran tidak mampu bertahan. Selain itu, dari sisi pendampingan juga dinilai masih kurang.

"Banyak UMKM-UMKM baru yang muncul di awal pandemik tidak berkembang dengan baik," ungkapnya pada Selasa (28/12/2021).

1. Banyak E-commerce baru yang mati suri

IDN Times/ Helmi Shemi

Hempri menjelaskan, UMKM yang baru merintis usaha ini memerlukan suatu pendampingan. Seperti halnya E-commerce berbasis komunitas yang lahir di daerah. Jika dibandingkan dengan E-commerce nasional, E-commerce yang muncul di daerah ini masih kalah.

"Misalmya terkait dengan program digitalisasi ekonomi kelihatan kurang berkembang. Banyak E-commerce lokal di awal pandemik misalnya, tapi sekarang banyak yang mati suri," katanya.

Baca Juga: Saat Pandemik Pendapatan Sektor Pariwisata Sleman Lampaui Target  

2. Diperlukan pendataan yang komprehensif

IDN Times/Dhana Kencana

Menurut Hempri, pemerintah daerah perlu untuk mendata dengan komprehensif mengenai kondisi eksiting UMKM. Sehingga proses penanganan bisa tuntas terutama soal pemasaran. Selain itu, diperlukan juga suatu penguatan marketing bagi produk-produk UMKM.

"Menurut saya pemerintah perlu lebih memperkuat pemasaran untuk produk-produk UMKM dan penguatan afirmasi produk-produk lokal," katanya.

3. Model belanja online berbasis komunitas bisa mendongkrak UMKM

Ilustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

Hempri mengusulkan agar  UMKM bisa bertahan, utamanya di masa pandemik COVID-19, salah satunya diperlukan pengembangan model belanja online berbasis komunitas. Dalam pengelolaannya melalui komunitas UMKM, bukan secara individu.

"Ini saya kira bisa dilakukan di pasar-pasar rakyat, sentra-sentra UMKM," terangnya.

Berita Terkini Lainnya