TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Si Badak Putih, Pengangkut Jenazah di Masa Pandemik COVID-19

Jadi favorit karena ada pembatas antara sopir dan jenazah

Badak Putih, mobil ambulans jenazah TRC BPBD DIY. IDN Times/Pito Agustin Rudiana

Yogyakarta, IDN Times – Mobil ambulans itu berada di tengah mobil serupa lainnya ditempat parkir Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DIY.  Tapi yang menarik bentuknya agak berbeda tak seperti ambulans kebanyakan. Bodi mobil yang satu ini memanjang, berbentuk kotak. Meski sudah terdapat penyok sana sini, mobil itu masih tampak kokoh.

“Namanya mobil itu Badak Putih,” demikian Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DIY, Wahyu Pristiawan saat ditemui IDN Times di poskonya, akhir April lalu. 

Penyebutan namanya mencerminkan tampilan mobil off road Daihatsu Hiline 4x4 bikinan tahun 1990-an itu. Jika tak ada tulisan “ambulance” di bodi samping dan kaca depan, orang tak bakal menyangka mobil itu pengangkut jenazah yang berjasa mengangkut jenazah saat pandemik COVID-19. Nama badak putih diberikan karena menurut Pristiawan ambulans putih itu dapat terus diandalkan. "Jalannya nerabas terus," ujarnya. 

Di ruang parkir BPBD DIY, moncong Badak Putih diarahkan ke luar. Menandakan siap tancap gas berjibaku kapan saja membawa misi kemanusiaan, mengantarkan jenazah korban COVID-19 ke rumah peristirahatan terakhir.

Baca Juga: Hardiknas Saat Pandemik, Guru Jualan Masker hingga Beri Bantuan Beras 

1. Mengangkut mayat yang masih utuh hingga tak dapat dikenali

Anggota TRC BPBD DIY, Widodo Saputra. IDN Times/Pito Agustin Rudiana

Semula, Badak Putih tak bermukim di Markas Save and Rescue Perlindungan Masyarakat (Sarlinmas) DIY. Tugasnya mengawal tim SAR saat bertugas melakukan evakuasi korban-korban bencana. Mulai dari korban tenggelam di laut, bencana gempa dan erupsi Gunung Merapi, hingga kecelakaan lalu lintas. Termasuk korban tertabrak kereta api.

“Mulai dari mayat utuh sampai tak utuh,” kata Pristiawan.

Sejak tahun 2010, mobil itu dipindah dan beralih kepemilikan BPBD DIY. Tugas harian tetap sama, mengangkut jenazah.

Widodo Saputra adalah salah satu sopir Badak Putih yang mulai bertugas di sana sejak 2011. Bersama Badak Putih, Dodo demikian panggilan akrabnya, biasa mengangkut mayat. Termasuk mayat-mayat yang ditemukan setelah beberapa hari dari kematiannya.

“Yang diangkut ada juga mayat yang sudah mengurai,” kata Dodo.

Lantaran sering bertugas harian mengangkut mayat, usai berkegiatan harus segera dibersihkan.

“Harus segera kami bersihkan dinetralkan kembali,” kata Dodo.

Di sisi lain, Badak Putih juga membantu meringankan beban warga. Jika ada warga yang ingin memakamkan anggota keluarga, tetapi tak ada kendaraan maka bisa menggunakannya. 

"Tinggal telepon tanpa prosedur ini itu yang penting komandan bilang gas, sudah kami gaaas,” seru Dodo.

 

 

 

Nama Badak Putih pun kian lekat disematkan pada mobil kotak itu.

“Karena jalannya nerabas terus,” kata Dodo.

2. Jadi ambulans favorit di masa pandemik

Badak Putih, mobil ambulans jenazah TRC BPBD DIY. ID Times/Pito Agustin Rudiana

Pada masa pandemik COVID-19 Badak Putih jadi ambulans favorit. “Tua, tapi favorit karena ada partisi antara ruang driver dengan jenazah,” kata Pristiawan.

Tentu saja. Mengingat mayoritas jenazah yang diangkut pada masa pandemi ini adalah jenazah infeksius alias punya riwayat penyakit menular. Adanya pembatas dengan ruang jenazah, sopir Badak Putih yang gesit mengemudi tak harus mengenakan baju astronot yang dapat mempengaruhi dan membatasi ruang gerak.

“Tak perlu pakai moncong babi. Cukup masker saja. Potensi terpapar juga minimal,” kata Pristiawan. 

Partisi itu menjadi keunggulan yang jarang dimiliki mobil-mobil ambulans lainnya. Kebanyakan mobil ambulans tanpa pembatas. Mengingat mobil ambulans jenazah tak ada yang didesain untuk penyakit menular atau wabah.

“Kalau mobil ambulans lainnya, saat proses dekontaminasi mobil, ya sopirnya juga,” kata Pristiawan.

Biasanya pada mobil ambulans, dalam ruang belakang dilengkapi peralatan medis. Proses dekontaminasi akan semakin rumit. Berbeda dengan mobil jenazah yang hanya berupa ruang kosong di belakang.

“Gak cuma sopirnya saja., tapi kayak nyalon mobil. Dilap satu per satu alat-alatnya. Teman-teman yang bersihin juga harus ekstra hati-hati,” papar Pristiawan.

Baca Juga: Tanda di Tiang Listrik, Bikin Heboh Warga Kaliurang 

Berita Terkini Lainnya