TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ajak Kuliah di Jogja, Puluhan PTS Buka Penerimaan Mahasiswa Bersama 

Calon mahasiswa baru bisa memilih prodi dan PTS yang berbeda

Konferensi pers tentang PMB bersama lewat laman jogjaversitas di Kantor LLDIKTI Yogyakarta, 26 Juli 2020. Dokumentasi UII

Yogyakarta, IDN Times – Puluhan perguruan tinggi swasta (PTS) menggelar penerimaan mahasiswa baru (PMB) melalui laman jogjaversitas.id. Model PMB bersama secara online melalui satu laman tersebut dinilai bisa memberikan kemudahan bagi calon mahasiswa baru untuk mendaftar seleksi, mengingat pandemik yang belum mereda membuat perjalanan ke lokasi PTS berisiko.  

“Jogjaversitas.id adalah program PMB berbasis website yang terkoordinasi dengan puluhan PTS di DIY,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah V Fathul Wahid dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Sabtu, 25 Juli 2020.

Dengan mengusung slogan “Ayo Kuliah di Jogja”, Fathul melihatnya menjadi momentum baru bagi PTS di DIY untuk maju bersama.

Baca Juga: Baru Saja Ditempati, Atap Gedung GraPARI Telkomsel Yogyakarta Ambrol

1. Calon mahasiswa bisa pilih tiga prodi dari PTS yang berbeda

Konferensi pers tentang PMB bersama lewat laman jogjaversitas di Kantor LLDIKTI Yogyakarta, 26 Juli 2020. Dokumentasi UII

Fathul menjelaskan kemudahan PMB yang ditawarkan lewat laman jogjaversitas itu adalah calon mahasiswa bisa langsung memilih tiga program studi lintas perguruan tinggi. Dengan sistem satu kali mendaftar, calon mahasiswa diperkenankan memilih tiga program studi dari PTS yang berbeda.

Kemudahan lainnya, calon mahasiswa hanya mengisikan nilai rapor pada laman website tersebut. Calon mahasiswa akan diseleksi dengan melihat nilai minimal (passing grade) dari program studi yang dituju.

“Sistem PMB bersama ini tidak memungut biaya sepeserpun,” kata Fathul yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII).

Namun dia tak menampik, nantinya akan dikenakan biaya namun sesuai kebijakan masing-masing PTS setelah calon mahasiswa dinyatakan diterima.

2. Jika semua pilihan prodi tak lolos akan diberi rekomendasi berdasar nilai rapor

Konferensi pers tentang PMB bersama lewat laman jogjaversitas di Kantor LLDIKTI Yogyakarta, 26 Juli 2020. Dokumentasi UII

Mekanisme PMB dimulai mahasiswa mendaftar melalui laman website pmb.jogjaversitas.id. Setelah mendapatkan nomor induk, calon mahasiswa diminta mengisi nilai rapor dan memilih hingga tiga prodi lintas PTS. Nantinya calon mahasiswa akan diseleksi berdasarkan nilai minimal dari program studi pada PTS yang dituju.

“Jika seluruh pilihan tidak diterima, akan diberi rekomendasi sesuai dengan nilai rapornya,” kata Fathul.

Langkah itu untuk menekan angka calon mahasiswa yang tidak diterima. Sedangkan calon mahasiswa yang sudah memenuhi syarat nilai minimal dari prodi yang dituju akan dinyatakan diterima bersyarat.

"Calon mahasiswa selanjutnya mengikuti proses lanjutan di masing-masing PTS, diberikan diberi waktu maksimal tujuh hari setelah dinyatakan diterima bersyarat untuk melapor pada PTS yang menerima," terang Fathul. 

3. Tak ada penjelasan nilai akreditasi prodi dan PTS

Konferensi pers tentang PMB bersama lewat laman jogjaversitas di Kantor LLDIKTI Yogyakarta, 26 Juli 2020. Dokumentasi UII

Hingga kini sudah ada 45 PTS dan 81 perguruan tinggi yang bersepakat bergabung dalam sistem PMB bersama lewat laman jogjaversitas.id. Jumlah tersebut bisa dimungkinkan bertambah.

“PTS dapat memilih program studi mana saja yang mau diikutkan dalam PMB bersama,” kata Fathul. Selanjutnya seluruh rangkaian PMB akan ditutup mengikuti jadwal penutupan PMB dari masing-masing PT.

PMB bersama itu memungkinkan PTS menambah jalur PMB yang sudah dimiliki sebelumnya. Namun website jogjaversitas, tidak dicantumkan akreditasi dari tiap-tiap program studi dan PTS. Yang ada hanyalah nama program studi, nama PTS, serta jenjang pendidikan.

Menurut Fathul, langkah ini guna memotivasi calon mahasiswa untuk aktif mencari informasi dan agar PTS juga aktif dalam memperbarui informasi di dalam websitenya.

“Selain itu juga uhal ini untuk menghargai kesetaraan dengan meminimalisir rasa minder dari setiap PTS ketika disandingkan dengan PTS lain. Karena budaya Yogyakarta itu duduk sama rendah, berdiri sama tinggi,” ujar Fathul berdalih.

Baca Juga: Diduga Editor Metro TV Yodi Prabowo Beli Pisau untuk Akhiri Hidupnya  

Berita Terkini Lainnya