TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tradisi dan Berkah di Garebeg. Ratusan Orang Berebut Pemberian Raja

Dalam sekejap isi gunungan ludes dirayah

IDN Times/Nindias Khalika

Kota Yogyakarta, IDN Times- Halaman Masjid Gedhe Kauman yang biasanya sepi, hari ini Senin (12/8) dipadati ratusan orang.

Kedatangan mereka untuk berebut atau mengambil makanan ada di Gunungan Estri, Gunungan Kakung, Gunungan Pawuhan, dan Gunungan Darat.

Memasuki halaman Masjid Gedhe, empat gunungan yang dibawa oleh prajurit Kraton Yogyakarta didoakan.

Tidak menunggu lama setelah selesai didoakan, ratusan orang langsung berebut makanan yang ditancapkan dengan bambu panjang di gunungan. Mereka langsung mengincar makanan, atau sayur yang diletakkan di bagian paling atas.

Di antara kerumunan manusia itu, ada Ibu Inem yang rela berdesakan agar mendapatkan kacang panjang, cabai merah, dan upil-upil atau beras ketan berbentuk persegi panjang yang berwarna-warni. Ia percaya makanan di gunungan membawa berkah sehingga tiap tahun. 

 

Baca Juga: Siap-Siap Ngalap Berkah di Garebeg Sawal 

1. Datang seorang diri buat ikut Garebeg Besar

IDN Times/Nindias Khalika

Perempuan yang berusia 50 tahun ini bukan warga yang tinggal di sekitar Kraton Yogyakarta. Rumahnya terletak di Bantul, tepatnya di Kecamatan Pandak. Ia harus menempuh jarak sekitar sekitar 18,6 kilometer. Ia datang sendirian tanpa didampingi anaknya.

Inem menceritakan bahwa dirinya biasa berebut gunungan saat Garebeg Besar tiap tahun. Alasannya, ia menganggap makanan pada gunungan membawa berkah baginya dan keluarga.

"Banyak kerabat yang bilang kalau makanan pada gunungan membawa berkah. Nanti kacang panjang dan cabai merahnya mau disayur. Kalau beras ketannya saya simpan saja di lemari," jelasnya.

2. Usaha menjaga tradisi

IDN Times/Nindias Khalika

Serupa dengan Inem, Edi Purwoko juga mengaku kerap datang ke acara Garebeg Besar tiap tahun. Berbeda dengan Inem yang ingin ngalap (mencari) berkah, laki-laki yang tinggal di Kecamatan Mantrijeron itu ingin ambil bagian dan melestarikan perhelatan Kraton Yogyakarta. 

"Saya rutin datang karena saya orang Yogya.  Ikut ini bukan buat sajen atau apa tapi kita masih orang Jogja masih mengikuti tradisi apa yang ada di wilayah Yogyakarta supaya tidak punah,"  jelasnya.

Ia menceritakan bahwa dirinya biasa datang ke garebeg untuk berebut gunungan bersama cucunya. Menurutnya, pengenalan macam itu penting agar budaya tersebut tetap eksis meski zaman terus berganti. Tapi, hari ini enam cucunya sedang bersekolah sehingga ia datang seorang diri.

"Tiga kali dalam setahun selalu ikut garebeg. Biasanya sama cucu buat mengenalkan kebudayaan Kraton Ngayogyakarta sejak dini," katanya.

Meski ia telah berusia 61 tahun, hari itu Edi tetap berebut makanan yang ada pada gunungan. Usahanya tidak sia-sia. Dia mendapatkan kacang panjang, cabai merah, dan beberapa upil-upil yang ditancapkan ke bambu panjang.

"Kacang dan cabai nanti mau disayur. Kalau bambu mau buat pagar karena saya menanam kacang panjang di rumah. Sedangkan beras ketannya mau digoreng tapi giginya saya sudah habis jadi sepertinya tidak bisa makan ya," ujarnya sambil tertawa.

Baca Juga: Peringati Iduladha, Tujuh Gunungan Diperebutkan dalam Garebeg Besar

Berita Terkini Lainnya