TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UNY Bergerak: Besaran UKT Mencekik Mahasiswa Bertahun-Tahun

Penyesuaian besaran UKT dengan kemampuan ekonomi

ilustrasi toga (Freepik.com/rawpixel.com)

Sleman, IDN Times - UNY Bergerak menyebut permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sudah terjadi bertahun-tahun. Permasalahan UKT ini merupakan masalah struktural.

"Kami sudah audiensi dan tidak ada perubahan signifikan. Persyaratan orangtua meninggal demi penurunan UKT itu menunjukkan kampus tidak memiliki empati. Rektor jangan cuci tangan. Sudah banyak penderitaan yang terjadi di sini," ujar Anggota Tim Kajian UNY Bergerak, Mushab, Minggu (15/1/2023).

Baca Juga: Kisah Pilu Mahasiswa UNY Berjuang Kuliah hingga Tutup Usia

1. Hampir 100 persen mahasiswa keberatan

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) (wikimapia.org)

Mushab mengatakan pihaknya pernah membuat survei. Berdasarkan hasil aduan yang diterima, terdapat 97,80 persen atau sebanyak 1.020 mahasiswa UNY yang merasa keberatan akan besaran UKT yang mereka peroleh.

"Jadi tuntutan utama kita adalah penyesuaian golongan UKT bagi seluruh mahasiswa dengan UKT yang benar-benar sesuai dengan kondisi ekonominya," ujarnya.

Mushab menyebut dalam waktu dekat pihaknya akan menyurati beberapa lembaga perihal permasalahan UKT ini, termasuk kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud). "Selain itu ada juga beberapa kampus yang sudah menghubungi UNY bergerak akan permasalahan serupa di kampusnya," ucap Mushab.

2. Dihadapi berbagai kampus lain

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Mushab menyebut permasalahan UKT yang dihadapi para mahasiswa, tidak hanya terjadi di UNY. Mahasiswa dari sejumlah kampus juga turut merasakan.

"Mereka mengatakan bahwa tidak hanya di UNY yang memiliki masalah soal UKT. Kemdikbud harus bersikap perihal mahalnya uang kuliah di kampus-kampus yang ada di Indonesia," kata dia.

Diharapkannya tidak ada lagi mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk membiayai kuliah. "Harapan kami adalah tidak ada lagi mahasiswa yang menderita karena UKT yang mahal, dan bahwa akses pendidikan tinggi yang murah dan gratis itu sungguh bisa diwujudkan. Kami sedang melakukan perlawanan untuk pendidikan yang mahal," ujar Mushab.

Baca Juga: Dosen Pelaku Pencabulan di Bandara Ngurah Rai Bali Terancam DO

Berita Terkini Lainnya