Kisah Pilu Mahasiswa UNY Berjuang Kuliah hingga Tutup Usia

Rektor UNY mengaku siap membantu mahasiswa yang kesulitan

Sleman, IDN Times - Belum lama ini viral sebuah kisah dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang berjuang tetap kuliah hingga akhir hayatnya. Meski merasakan beban berat setiap membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), namun Nur Riska Fitri Aningsih atau Riska terus berjuang untuk membahagiakan orangtua dan adiknya.

Kisah perjuangan Riska ditulis oleh Ganta Semendawai di akun Twitternya @rgantas pada Kamis (11/1/2023) lalu. Hingga Sabtu (14/1/2023), utas @rgantas telah dicuit ulang hingga 19 ribu.

Ganta mulai menceritakan kisah perjuangan rekannya ini. Riska tidak bisa menceritakan langsung kisahnya, karena telah berpulang pada 9 Maret 2022 lalu, setelah perjuangan panjangnya. "Kegigihannya (Riska) untuk mencoba melanjutkan kuliah berasal dari tekad yang maha dahsyat," tulis @rgantas.

Ganta melihat dari keterbatasan secara finansial dialami Riska, namun Riska tidak berhenti berjuang untuk melanjutkan pendidikannya. Beratnya biaya pendidikan membuat mahasiswi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNY angkatan 2020 ini harus berjuang ekstra.

"Orang tuanya sehari-hari jualan sayur di gerobak pinggir jalan. Di saat yang sama, ibunya harus menghidupi Riska dan keempat adiknya nan belum lulus sekolah. Tidak sulit untuk menebak bahwa jelas keuangan keluarga Riska tak akan cukup membiayai perkuliahannya," tulis @rgantas.

1. Nominal UKT yang terlalu tinggi

Kisah Pilu Mahasiswa UNY Berjuang Kuliah hingga Tutup UsiaIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Biaya UKT yang terlalu besar bagi Riska, melampaui kapasitasnya. Padahal Riska sudah mengisi nominal pendapatan yang sesuai dengan kondisi ekonominya. Tetapi, saat diminta mengunggah beberapa berkas, ia tidak punya laptop. Sehingga ia meminjam HP tetangganya di desa.

"Karna android tetangganya tidak secanggih HP yang sedang Anda pakai. Akhirnya ia tidak bisa meng-upload berkas-berkas yg diminta. Ia mengira inilah alasan mengapa nominal UKT-nya melonjak. Entah ada pengaruh atau tidak. Namun, secara ajaib nominal UKT-nya muncul dengan angka Rp3,14 juta," tulis Ganta.

Beruntung saat awal, ia dibantu para gurunya di sekolah. Harapan pun muncul, Riska sempat senang dan bangga saat itu masuk UNY. Namun, Ganta menuturkan keceriaan tersebut luntur setiap kali mendekati pembayaran UKT.

Berbagai usaha pun dilakukan Riska untuk membiayai pendidikannya. Dari mencari beasiswa hingga mengambil kerja paruh waktu. Riska juga sempat meminta keringanan UKT, namun dirinya seperti di oper sana-sini.

Ganta juga mengetahui pada akhir-akhir ini bahwa Riska untuk bolak balik ke Rektorat, ia selalu jalan kaki dari kosannya di Pogung sampai Jalan Colombo. Riska selalu berjalan kaki untuk pergi ke mana saja. Ia memang berhati-hati setiap menggunakan uangnya.

"Salah satu temannya pernah memberinya Abon. Dia sangat senang. Selama di kos dia terlihat hanya makan nasi dengan Abon yg diberi temannya tadi. Bahkan odol, sabun, shampo dan mie instan dia dapatkan dari pemberian temannya," sambung Ganta dalam utasnya.

2. Berbagai usaha dilakukan Riska

Kisah Pilu Mahasiswa UNY Berjuang Kuliah hingga Tutup UsiaUniversitas Negeri Yogyakarta (UNY) (wikimapia.org)

Riska tidak hanya memikirkan dirinya, namun ia juga memikirkan masa depan adiknya. Ganta mengungkapkan Riska pernah berkata jika akhirnya tidak bisa melanjutkan kuliah, ia ingin kerja agar dapat menguliahkan adiknya. "Dia ingin mewujudkan mimpi adiknya. Kata itu terucap saat lagi-lagi masa pembayaran UKT mendekati deadline. Ia nyaris kehilangan asa, karena tak bisa membayar UKT," kata Ganta.

Ganta juga sempat membantu mengupayakan agar UKT Riska dapat turun. Pengajuan saat itu diterima pihak kampus, namun secara nominal besaran turunnya hanya Rp600 ribu, yang tidak banyak membantu Riska.

"Ia hampir menyerah. Namun, di detik-detik terakhir bantuan pun datang. Ia menyebut ini sebagai 'keajaiban'. Teman-teman, DPA (Dosen Pembimbing Akademik), dan Kajur membantu patungan," cuit Ganta.

Namun, itu juga belum cukup, karena kondisi Covid-19, ekonomi keluarga Riska turut terdampak. Dari perjuangan Riska, ia masih bisa mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) dan perkuliahan semester itu masih aman.

Namun, Ganta tidak mendengar kabar Riska selanjutnya. Dua kabar ia peroleh, namun tidak secara langsung dari Riska. Pertama Riska menyerah. Kedua ada kabar Riska cuti dan mencari kerja untuk membayar UKT semester selanjutnya. "Saya sendiri lebih percaya yang nomor dua. Orang segigih  dia tak mungkin menyerah," lanjut cuitan Ganta.

Namun, banyak pertanyaan Ganta yang tidak bisa ia tanyakan langsung ke Riska, karena Riska telah berpulang pada 9 Maret 2022. Ganta hanya bisa mendengar cerita tentang Riska dari ibunda Riska. Bahwa Riska merupakan orang yang tangguh dan mandiri sejak kecil.

"Sejak sekolah Riska sudah membantu ibunya. Dulu dia jualan kecil- kecilan di sekolah. Dari susu jeli, teh tarik, bakso, sampai sosis. Riska juga seorang pesilat. Bahkan dia mencoba mencari uang dengan ikut tarung bebas di desa-desa. Semua demi keluarganya. Ia berusaha tangguh," tulis Ganta.

Menurut Ganta Riska adalah korban dari kejamnya institusi dan sistem pendidikan di negeri ini. "Ia memberi kita semua alasan untuk terus mengawasi tata kelola institusi besar seperti UNY. Memberi kita kekuatan untuk selalu bicara tentang ancaman komersialisasi pendidikan," tutup Ganta.

3. UNY klaim komitmen bantu mahasiswa kesulitan

Kisah Pilu Mahasiswa UNY Berjuang Kuliah hingga Tutup UsiaRektor UNY, Prof. Sumaryanto. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Rektor UNY, Prof. Sumaryanto yang dihubungi beberapa waktu lalu mengaku turut prihatin dengan kabar tersebut. Ia mengklaim bahwa UNY maupun dirinya secara pribadi siap membantu jika ada mahasiswa yang kesulitan. Penurunan UKT untuk menyesuaikan dengan kemampuan mahasiswa pun bisa diupayakan.

Prof. Sumaryanto menyebut untuk UKT di UNY paling rendah Rp500.000 dan paling tinggi Rp6 juta. Beberapa kasus ia menyebut ada juga yang meminta penurunan UKT, karena ada salah pengisian, atau karena kondisi tertentu yang membuat berat untuk membayar.

"Komitmen Insyaallah berbagai tempat menyampaikan, kalau saya Rektor, dosen tenaga pendidik, mahasiswa yang kesulitan terutama keuangan, yang penting kirim surat ke rektor, Insyaallah saya bantu. Kalau bukan UNY yang bantu, Sumaryanto secara pribadi," ujar Sumaryanto.

Baca Juga: Peslalom Perempuan Alinka Hardianti: Prestasi Buah Ketekunan

Topik:

  • Paulus Risang
  • Eddy Rusmanto

Berita Terkini Lainnya