TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Strategi Pemda DIY dan Bank Indonesia Kurangi Kemiskinan di Jogja   

Kesederhanaan masyarakat Jogja penyebab kemiskinan tinggi   

Tugu Pal Putih Yogyakarta (IDN Times/Febriana Sinta)

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) masih mengandalkan sektor pariwisata untuk mendukung pengentasan kemiskinan. Terutama di wilayah Selatan yang menjadi fokus Pemda DIY.

Kepala Bappeda DIY, Beny Suharsono menyebut adanya infrastruktur yang dibangun Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) akan menopang aksesibiltas bagi para wisatawan. "Adanya JJLS ini membuka akses dan kesempatan Pokdarwis (Kelompok sadar pariwisata) untuk mengembangkan destinasi wisata," kata Beny, Jumat (20/1/2023).

1. Perlu integrasi antar wilayah

Kepala Bappeda DIY, Beny Suharsono. (Istimewa/Humas Pemda DIY).

Beny mengungkapkan berbagai upaya telah dilakukan Pemda DIY untuk mengembangkan kawasan Selatan DIY. Selanjutnya disusun master plan pembangunan di wilayah ini agar kabupaten yang ada di DIY dapat terintegrasi.

"Daerah Selatan, Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo harus dibuat jejaring. Agar satu daerah dengan daerah lain tidak saling berebut wisatawan yang ada di DIY," kata Beny.

Baca Juga: DI Yogyakarta Termiskin di Jawa, namun Angka Kebahagiaan Warga Tinggi 

Baca Juga: 15 Ribu Warga Kulon Progo Masuk Golongan Miskin Ekstrem 

2. Penyebab angka kemiskinan di DIY masih tinggi

ilustrasi uang Rupiah. (IDN Times/Umi Kalsum)

Persentase kemiskinan di DIY pada September 2022 jika dibanding bulan Maret 2022, meningkat dari 11,34 persen menjadi 11,49 persen. Peningkatan terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Di perkotaan naik dari 10.56 persen menjadi 10,64 persen. Di perdesaan dari angka 13,65 persen menjadi 14 persen. 

Terkait angka kemiskinan ini, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Yogyakarta, Budiharto Setyawan mengatakan mayoritas masyarakat di DIY telah memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. Tingkat pengangguran di DIY berkisar 4,06 persen di bulan Agustus 2022, tergolong sangat baik karena jauh berada di bawah rata-rata nasional yaitu 5,86 persen

Dilihat dari struktur lapangan pekerjaan, mayoritas pekerjaan masyarakat DIY adalah UMKM dan didominasi oleh tenaga kerja sektor informal yang mencapai 53,38 persen pada bulan Agustus 2022.

"Walaupun mayoritas telah memiliki pekerjaan, namun secara statistik kemiskinan DIY dianggap masih tinggi. Kemiskinan di DIY mencapai 11,49 persen menduduki peringkat ke-12 di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni, pola konsumsi masyarakat DIY cenderung sederhana, dan metode pengukuran statistik belum sepenuhnya bisa menggambarkan purchasing power parity masyarakat DIY yang sebenarnya," kata Budiharto.

Baca Juga: Tutup 2022, Penduduk Miskin di DIY Bertambah Ribuan Orang

Berita Terkini Lainnya