TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sardjito dan Kahar Muzakir Jadi Pahlawan Tunjukkan Semangat Reformasi

Berharap pahlawan nasional tidak hanya dari kalangan militer

Ketua Umum Pegiat Komunitas Yogya 1945, Eko Isdiyanto di Kompleks Kepatihan. IDN Times/febriana sinta

Yogyakarta, IDN Times- Penetapan rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr M Sardjito MPH dan rektor UII, KH. Abdul Kahar Muzakir sebagai Pahlawan Nasional, Jumat (8/11/2019) disambut positif oleh Pegiat Komunitas Yogya 1945.

Mereka berharap penetapan pahlawan nasional ke depan tidak hanya berasal dari kalangan militer tetapi juga masyarakat sipil.

 

Baca Juga: Resmi, Kahar Muzakkir dan Sardjito Dapat Gelar Pahlawan Nasional

1. Penetapan Prof Dr Sardjito sebagai pahlawan menunjukkan semangat reformasi

(Doktor Sardjito) Wikimedia Commons

Menurut Ketua Umum Pegiat Komunitas Yogya 1945, Eko Isdiyanto, penetapan Prof Dr Sardjito menunjukkan  pahlawan tidak hanya digeneralisasi ke tokoh militer. Penetapan itu, kata Eko Isdiyanto juga menunjukkan adanya semangat reformasi .

“Indonesia memang dalam sejarahnya selalu mengeneralisasi ke militer dengan cerita pertempuran berdarah-darah. Akibatnya pahlawan sipil tersingkirkan, “ kata Eko di kompleks Kantor Gubernur DIY, Jumat (8/11).

2. Pemerintah diminta menggali kembali kisah sejarah yang hilang

Gambar Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir - Twitter.com/AkademiaUII

Dengan adanya momentum semangat reformasi, kata Eko, alangkah baiknya pemerintah menggali kembali kisah sejarah yang hilang. Sebagai contohnya, peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam sejarah Serangan Umum 1 Maret hingga Yogya kembali. Selain itu, sepak terjang Prof Yohanes dan Kahar Muazakir dan lainnya juga menarik untuk diangkat.

“Kalau Prof Dr. Sarjito memang menjadi dokter yang sudah berjuang untuk rakyat. Dia memberikan alternatif lain untuk pemenuhan gizi dengan perlawanan,” katanya.

Sebenarnya kata Eko, sejumlah tokoh sudah banyak dikenal masyarakat karena dijadikan sebagai nama jalan dan sebagainya. Namun, masih banyak yang belum mengetahui kiprah mereka. Dia menyebut Ibu Ruswo, Mas Suharto untuk pos dan telegram, Ipda Tut Harsono adalah beberapa pahlawan yang dekat dengan kehidupan masyarakat Yogya.

“Jalan-jalan itu sering kita lewati setiap hari. Kalau perlu memang digali kembali. Setiap elemen masyarakat juga harus tahu hal-hal ini,” ujarnya.

3. Gubernur DIY usulkan 1 Maret sebagai hari besar nasional

IDN Times/Tunggul Kumoro

Dalam kesempatan itu Eko menjelaskan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah mengusulkan 1 Maret sebagai hari besar nasional. Usulan itu disampaikan Gubernur DIY kepada Presiden RI melalui surat nomor 434/14989 tanggal 31 Oktober 2018.

Dalam usulan itu juga telah dilampiri dengan naskah akademik yang intinya berisi pentingnya Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang menjadi ibu kota negara pada saat itu.

Baca Juga: Penetapan Dr. Sardjito jadi Pahlawan Nasional Tunggu SK Presiden

Berita Terkini Lainnya