PSI : Kasus Intoleransi di Bantul Tak Pernah Selesai
Dorong warga tolak intoleransi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Sejumlah kasus intoleransi yang terjadi di Yogyakarta mendapat perhatian dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Menurut PSI beberapa kasus intoleransi mulai dari Slamet yang dilarang tinggal di Dusun Karet, Pleret Bantul, penyerangan sedekah laut di Pantai Baru, Bantul, dan beberapa kasus lainnya tidak diselesaikan dengan tuntas.
Baca Juga: Niat Tulus Anggi, Caleg Penyandang Disabilitas dari Yogyakarta
1. Kasus Slamet dan Keluarga, PSI mendorong perangkat dusun cabut aturan diskriminatif
Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta Fitroh Dwi Nugroho mengatakan kejaidan yang menimpa keluarga Slamet memang menjadi perhatian serius dari PSI yang punya moto anti intoleransi dan kesetaraan.
"Begitu ada berita keluarga non muslim dilarang tinggal di Dusun Karet kami langsung turun dan menemui keluarga Slamet. Kami menemukan fakta aturan dusun itu dibuat tahun 2015 yang berisi larangan warga non muslim tinggal di Dusun Karet," ujarnya di sela-sela Safari Toleransi di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (10/4).
Caleg Dapil 4 untuk kursi DPRD Bantul ini mengakui PSI Kabupaten Bantul, setelah mendapatkan fakta dilapangan, dan mendorong berbagai pihak termasuk pembuat aturan untuk mencabut aturan yang diskriminatif.
"Kita bertemu dengan kepala dusun, dengan ketua Pokgiat dan meminta aturan diskriminatif untuk dicabut atau tak berlaku lagi."
Baca Juga: Bentrok Pendukung Jadikan Yogyakarta Rawan Penyelenggaraan Pemilu