TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisahnya Muncul di Media, Dana BPNT Mbah Muyek Tak Kunjung Cair

Dana BPNT Mbah Muyek dua bulan tidak cair

Mbah Muyek penerima kartu sembako yang rekeningnya hanya berisi Rp 2. IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times - Mbah Muyek salah satu penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terancam tidak mendapatkan dana bantuan.

Warga ‎Dusun Gokerten, Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul ini menceritakan kisahnya yang tak kunjung menerima bantuan kepada wartawan. Seharusnya Mbah Muyek mendapatkan dana bantuan senilai Rp200 ribu per bulan, namun hingga saat ini saldo miliknya hanya tertulis Rp000.002 saja. 

Padahal perempuan berusia 70 tahun ini seharusnya mendapatkan dana bantuan BPNT selama dua bulan, yakni bulan April dan Mei senilai Rp400 ribu.

1. Dua kali mengecek rekening di kartu sembako isinya tak berubah‎

Kartu Keluarga Sejahtera Mbah Muyek. IDN Times/Daruwaskita

Mbah Muyek mengaku sudah dua kali ke toko sembako yang ditunjuk untuk menukarkan dengan sembako senilai Rp200 ribu. 

"Saya mendapatkan kartu sembako dan berencana menukarkannya dengan sembako senilai Rp200 ribu pada tanggal 2 Mei 2020. Namun ketika digesek saldonya hanya tertulis Rp000.002, Kemudian dijanjikan diurus oleh pendamping dan diminta menunggu selama 10 hari," ujarnya, Sabtu (30/5).

Baca Juga: Saldo Kartu Sembako Rp2, Mbah Muyek Gagal Bawa Pulang Sembako

2. Terima kabar BPNT tak bisa dicairkan karena berita sudah keluar di media

Ilustrasi berita di koran. pexels.com/ekrulila

Setelah menunggu 10 hari, Mbah Muyek mengaku datang lagi ke warung sembako, namun saldo kartu miliknya tetap tidak ada berubah. 

"Saya mencoba ke toko sembako lainnya namun ketika digesek saldonya isinya sama juga," ucapnya.

Beberapa hari kemudian tetangganya sesama penerima BNPT datang ke rumahnya, Mbah Muyek mendengar cerita bahwa dirinya tidak akan mendapatkan saldo karena kisahnya sudah ditulis wartawan. 

"Tetangga saya itu pulang dari toko sembako, ia diminta pemilik toko sembako untuk menyampaikan informasi bahwa kartu milik saya tidak bisa dicairkan karena beritanya sudah terlanjur ditulis oleh wartawan," ucapnya.

"Saya kan bingung, apa pendamping marah kisah saya ditulis wartawan sehingga tidak mau mengurus kartu sembako saya," kata Mbah Muyek.

Baca Juga: Buntut Teror Rumah Guru Besar, Rektor UII Minta Polisi Usut Tuntas

Berita Terkini Lainnya