TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantah Jogja Tak Aman, Kasus Klitih di Bantul Justru Naik 100 Persen

Sebelumnya Kapolres Bantul sebut Jogja aman dari klitih

Pelaku kejahatan jalanan yang ditangkap Polres Bantul. (dok. Polres Bantul)

Bantul, IDN Times - ‎Kepolisian Resort (Polres) Bantul menyebutkan angka kasus kejahatan jalanan atau klitih di Bumi Projotamansari meningkat hampir 100 persen pada tahun 2021.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, setelah sebelumnya ia mengatakan bahwa tagar #YogyaTidakAman yang sempat ramai di media sosial tidak benar. 

Baca Juga: Kasus Klitih di DIY Naik di 2021, Pelaku Didominasi Pelajar

1. Kasus klitih tahun 2021 meningkat hampir 100 persen dibandingkan tahun 2020‎

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan.(IDN Times/Daruwaskita)

Ihsan mengatakan angka kejahatan jalanan atau klitih pada tahun 2020 mencapai 11 kasus dengan 17 pelaku yang diamankan. Sementara, pada tahun 2021 hingga akhir bulan Desember ini mencapai 21 kasus dengan 37 pelaku yang diamankan.

"Memang ada peningkatan baik kasus dan jumlah orang atau pelaku yang diamankan. Peningkatan kasus hampir 100 persen sedangkan untuk pelaku lebih dari 100 persen," katanya di Mapolres Bantul, Kamis (30/12/2021).

Menurutnya dilihat dari segi usianya 37 pelaku kejahatan yang diamankan pada tahun 2021 ini sebanyak 10 orang masih di bawah umur dan 27 lainnya sudah dewasa.

"Baik yang di bawah umur maupun sudah dewasa kasus tetap kita proses ke pengadilan," tegasnya.

2. Pelaku dan korban klitih sebagian besar sudah saling kenal‎

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan berdialog dengan salah satu tersangka klitih. (IDN Times/Daruwaskita)

Modus yang digunakan pelaku kejahatan jalanan ini, kata Ihsan, cukup bervariasi mulai membacokkan senjata tajam, mengayunkan gir, stik dan gergaji. Namun dari hampir semua kasus kejahatan yang ditangani baik korban dan pelaku sudah saling kenal. 

"Hanya sebagian kecil saja pelaku dan korban yang tidak kenal. Sebelum melakukan kejahatan jalanan baik pelaku dan korban janjian dahulu melalui media sosial," ujarnya.

"Kalaupun tidak ketemu kemudian yang diajak tawuran kemudian mencari sasaran yang ciri-cirinya hampir mirip dan kemudian terjadi penganiayaan. Tapi lebih banyak yang saling kenal," tambahnya.

Ihsan menjelaskan agar kejahatan klitih tidak kembali terjadi pihaknya menerjunkan tim crime hunter atau pemburu kejahatan jalanan. Selain itu pihaknya juga menggencarkan patroli dengan blue light patrol pada jam-jam yang rawan terjadinya aksi kejahatan jalanan.

"Kami hadirkan sebanyak mungkin anggota di jalanan untuk mengantisipasi kejahatan jalanan terjadi," terangnya.

3. Ucapan Kapolres menuai kontroversi

Sejumlah senjata tajam berhasil diamankan dari kelompok remaja yang diduga punya niatan klitih. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sebelumnya, Ihsan sempat mengatakan bahwa tagar #YogyaTidakAman dari kejahatan jalanan atau 'klitih' yang viral di media sosial beberapa hari terakhir ini tidak benar.

"Jogja ini tetap aman, anggota kami selalu hadir di lapangan untuk memberikan rasa aman. Jadi apa yang ada di medsos bahwa sekarang Jogja tidak aman itu tidak benar," kata Kapolres pada Rabu (29/12/2021) dilansir ANTARA.

"Buktinya di Pantai Parangtritis Bantul dalam beberapa hari ini sangat ramai, di Malioboro juga sangat ramai, itu menandakan bahwa Jogja tetap aman, tetap berhati nyaman. Apalagi di Bantul, kami jamin untuk kasus-kasus seperti ini insyaallah sudah kami antisipasi," lanjutnya.

Pernyataan ini lantas menuai kontroversi di media sosial. Sejumlah netizen mengatakan bahwa klitih justru terjadi di tempat sepi, bukan tempat yang ramai seperti Malioboro atau Pantai Parangtritis.

"Pak sejak kapan klitih nyasar di tempat rame seperti Malioboro dan Parangtritis, klitih itu sasarannya adalah tempat sepi dan korbannya adalah masyarakat lokal," ungkap akun @P3nj3l4j4h_id.

Baca Juga: Warganet Khawatirkan Klitih, Tagar YogyaTidakAman Trending Topic   

Berita Terkini Lainnya