TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dispar Bantul Pertanyakan Uji Coba  Wisata Pilihan Kemenparekraf 

Objek wisata kantongi sertifikat CHSE namun tak dipilih

Objek wisata kampung edukasi Watu Lumbung.(doc.istimewa)

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Pariwisata Pemkab Bantul mengaku kecewa dengan hasil pemilihan uji coba tempat wisata yang dipilih oleh Kemenparekraf. Pasalnya tempat wisata yang dipilih tidak direkomendasikan kabupaten dan mengantongi sertifikat CHSE,  yaitu lisensi yang diberikan Kemenparekraf kepada pelaku usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

 

Baca Juga: Aturan Baru Jalan-jalan di Malioboro Maksimal 2 Jam    

1. Dispar Bantul kecewa dengan pemilihan Watu Lumbung

Sekretaris Dinas Pariwisata, Bantul, Annihayah. (IDN Times/Daruwaskita)

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Annihayah mengatakan kecewa dengan penunjukan kampung edukasi Watu Lumbung sebagai satu dari 20 tempat wisata yang diizinkan buka di masa PPKM level 3.

"Ya itu kan pilihan dari pemerintah pusat. Tadi Pak Siggih (Kepala Dinas Pariwisata DIY) juga tidak tahu kenapa Watu Lumbung yang dipilih," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (8/9/2021).

2. Banyak objek wisata kantongi sertifikat CHSE namun tak dipilih

Obyek wisata Pantai Goa Cemara Kabupaten Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Selain Watu Lumbung, kata Annihayah masih banyak objek wisata di Bumi Projotamansari yang dinilai lebih layak untuk melakukan uji coba pembukaan. Di antaranya tempat wisata Mangunan, Pantai Goa Cemara yang telah memiliki sertifikat CHSE, namun tak dipilih oleh Kemenparekraf.

"Tempat wisata itu sudah punya sertifikat. Namun sekali lagi kami menerima putusan pusat meski kami kecewa," katanya.

Terkait kesiapan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk objek wisata, Annihayah mengatakan telah mengajukan ke pemerintah pusat. Namun lagi-lagi sampai hari ini belum disetujui.

"Teman-teman pengelola objek wisata sudah minta barcode agar bisa melayani namun tidak disetujui," ucapnya.

Berita Terkini Lainnya