Aksi Protes Keracunan MBG, Puluhan Ibu di Jogja Pukuli Panci

- Protes ibu terhadap keracunan anak akibat program MBG
- Serukan 5 tuntutan, termasuk menghentikan program MBG dan pertanggungjawaban kepada pihak terkait
- Tuntut pembentukan tim pencari fakta, usut dugaan korupsi, dan kembalikan peran pemenuhan gizi anak ke komunitas
Yogyakarta, IDN Times - Puluhan Ibu menggelar aksi damai Suara Ibu Indonesia, di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (27/9/2025). Aksi ini menyikapi kejadian luar biasa keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Puluhan ibu melakukan aksi protes dengan membunyikan panci denhan cara dipukul dan membawa sejumlah poster kritik terhadap program MBG. Sejumlah poster yang dibawa di antaranya bertuliskan ‘6.618 Bukan Sekedar Angka, 6.618 Anak Telah Kau Racuni Pakai Duit Kami’. Kemudian ‘Kembalikan Daulat Pangan ke Dapur Ibu’. Ada juga yang membawa tulisan ‘Guru Itu Tugasnya Mengajar, Bukan Nyinom Dadakan’, dan Dapur MBG di Kotamu Punya Siapa?’.
1. Protes anak-anak jadi korban keracunan akibat MBG

Pegiat Suara Ibu Indonesia, Kalis Mardiasih menjelaskan aksi gabungan para ibu mulai dari akademisi, aktivis, pegiat isu sosial, seniman, dan berbagai elemen masyarakat. Aksi ini didasari banyaknya keracunan yang terjadi di berbagai daerah.
“Batas sabar kami atas kondisi luar biasa peristiwa keracunan massal yang terjadi akibat program prioritas MBG di berbagai wilayah di Indonesia. Menurut data JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) sudah mencapai 8.000 angkanya, menurut CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives) sudah 6.618 kasus per malam hari tadi,” ujar Kalis.
2. Serukan 5 tuntutan

Ada lima tuntutan yang diserukan Pegiat Suara Ibu Indonesia. Pertama, menghentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik. “Tata kelola yang sentralistik dan militeristik tanpa terkait dengan program-program pemenuhan gizi yang sebetulnya sudah dimiliki oleh negara sebelumnya,” seru Kalis.
Kedua, menyerukan untuk mengevaluasi total dengan menghentikan program MBG. “Karena kita tidak bisa melihat program ini diuji cobakan ya, seperti dicoba-cobakan. Oke kita nanti perbaiki, padahal di setiap harinya itu ada nyawa anak-anak dan masa depan bangsa ,” ujar Kalis.
Massa aksi menuntut pertanggungjawaban Presiden, BGN, SPPG, dan dapur penyelenggara MBG, yang menyebabkan ribuan keracunan anak-anak terjadi sepanjang Januari - September 2025.
3. Tuntut pembentukan tim pencari fakta

Tuntutan ketiga, BGN harus membentuk tim pencari fakta mengusut kasus keracunan massal, menuntut transparansi pengungkapan kasus (sesuai mandat UU Kesehatan), dan memberikan hak pemulihan kepada korban.
Keempat, pemerintah mengusut dugaan praktik korupsi dalam program MBG yang dibiayai negara, dan menghentikan praktik tersebut. Kelima, pengembalian peran pemenuhan gizi anak ke komunitas dan daerah.