Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Ton Benih Padi Tahan Kering Disalurkan ke Petani di DIY

IDN Times/Prayugo Utomo

Yogyakarta, IDN Times - Tak kurang dari 5 ton benih padi siap tanam disalurkan kepada para petani di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kelompok penerima bantuan ini para pemilik tanaman yang mengalami gagal panen atau puso akibat kemarau berkepanjangan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sasongko. "Kami sudah koordinasi dengan kabupaten dan pusat. Hari Jumat lalu kami sudah membantu benih 5 ton dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)," katanya, Selasa (2/7).

"Sehingga untuk masa tanam berikutnya, sudah ada persediaan benihnya," sambung Sasongko.

1. Benih padi tahan kering

IDN Times/Tunggul Kumoro

Sasongko mengatakan, benih padi yang diserahkan oleh pemerintah sebagai bantuan tersebut adalah varietas tahan kering. Mengingat saat ini musim kemarau juga masih berlangsung.

"Padi itu kan jenisnya beragam. Karena ada juga yang tahan genangan, semisal untuk mina padi dan daerah-daerah sering banjir, contohnya inpari 30," katanya.

2. Belum bisa langsung ditanam

IDN Times/Muhamad Iqbal

Meski demikian, bantuan benih tadi, kata Sasongko, belum bisa langsung ditanam oleh para petani. Paling tidak harus menunggu datangnya musim penghujan.

"Karena ini memang bukan musim tanam padi di Gunungkidul," imbuh Sasongko. Bantuan ini, katanya, diupayakan untuk didatangkan lagi. Sudah diusulkan ke pemerintah pusat, namun jumlahnya belum didiskusikan.

Dalam hal ini, Dinas Pertanian DIY ikut menyalurkan bantuannya, tetapi lebih ke bentuk peralatan tanam, seperti pompa air, traktor, dan sejenisnya.

"Alatnya dari dinas, tapi dananya dari APBD dan APBN," ujar Sasongko menambahkan.

3. Potensi meluasnya wilayah terdampak kekeringan

IDN Times/Prayugo Utomo

Bantuan benih itu, sebagaimana Sasongko jelaskan, mayoritas diserahkan kepada para petani di Gunungkidul. Daerah ini, menurut penuturannya, memang menjadi kawasan terparah yang terdampak kekeringan.

"Itu di lahan kering ya, kalau sawah nggak ada. Jadi mengalami kering dan potensi kering. Belum semuanya mati. Itu di Gunungkidul. Untuk wilayah lain belum ada laporan," terangSasongko lagi.

Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DIY, Biwara Yuswantara menyebut, cakupan wilayah terdampak kekeringan ini meluas sejalan dengan masih berlangsungnya musim kemarau.

"Kalau meluas itu jelas, artinya semakin lama hari tanpa hujan, wilayah-wilayah yang terkena hari tanpa hujan itu semakin banyak. Dan mereka yang terutama memang berada di kawasan bencana kekeringan, bisa terus berkembang. Itu yang terus menerus diupdate terkait permintaan dropping air," jelasnya.

"Prediksinya memang kita mengacu pada BMKG untuk berapa hari tanpa hujan. Itu kan berarti menjadi potensi untuk kekeringan, puncaknya diperkirakan Agustus," lanjut Biwara.

Mengenai dropping air bersih itu sendiri, kata Biwara, sampai saat ini tercatat baru 3 kabupaten saja yang meminta. Yakni, Sleman, Bantul, dan yang terparah, Gunungkidul.

"Kalau belum mengajukan, berarti mereka masih tercukupi dengan akses air yang ada," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us