40 Kasus Kebakaran di Jogja Januari-Agustus, Mayoritas Dipicu Korslet

- Mayoritas kebakaran di Jogja disebabkan oleh korsleting listrik
- Penggunaan steker, stop kontak, dan kabel listrik harus hati-hati
- Masyarakat diimbau untuk cek kondisi kabel dan jaringan listrik yang sudah usang
Yogyakarta, IDN Times - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mencatat kasus si jago merah sebanyak 40 kejadian di wilayahnya selama bulan Januari-Agustus 2025. Angka ini cukup untuk menjadi perhatian pemerintah setempat, di mana mayoritas kejadian disebabkan oleh satu faktor.
1. Didominasi hubungan arus pendek

Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid, menyampaikan bahwa 70 persen dugaan penyebab kebakaran di wilayahnya dipicu adanya korsleting atau hubungan arus pendek listrik pada rumah tangga.
Kata Taokhid, faktor kelalaian manusia alias human error juga masih cukup dominan. Contohnya, lupa mematikan kompor, meninggalkan pembakaran sampah, hingga kelalaian kecil lain yang berujung kebakaran.
"Tahun ini sampai dengan Agustus ada 40 kejadian kebakaran di dalam kota. Dugaan penyebab paling tinggi konsleting, sekitar 70 persen," kata Taokhid dalam keterangannya.
2. Hati-hati menggunakan steker, stop kontak dan memilih kabel listrik

Berkaca pada temuan ini, Damkarmat mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam penggunaan listrik, terutama saat memakai steker atau colokan dan stop kontak. Menurutnya, beban sambungan listrik yang terlalu banyak berpotensi menimbulkan panas berlebih dan berujung kebakaran.
"Pemilihan kabel listrik harus disesuaikan dengan kebutuhan beban. Jangan sampai ceroboh, karena dampaknya bisa fatal," tegasnya.
3. Cek kondisi kabel dan jaringan listrik yang sudah usang

Masyarakat selain itu selalu diimbau untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, serta memastikan kondisi rumah aman saat ditinggal bepergian.
"Kesadaran masyarakat harus terus didorong. Mulai dari memperhatikan kondisi kabel di rumah, mengganti jaringan listrik yang sudah tua, hingga memastikan kualitas instalasi sesuai standar," urainya.
Ini belum termasuk hal-hal kecil lain yang bisa memicu kebakaran, macam membuang puntung rokok sembarangan, meninggalkan lilin menyala, atau menggunakan obat nyamuk bakar di dekat kasur.
Lanjut Taokhid, sampai sekarang ini Damkarmat Kota Yogyakarta masih gencar melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat, komunitas, hingga sekolah.
Penyuluhan mencakup program edukasi pencegahan dan penanganan kejadian kebakaran telah berjalan lebih dari 30 kegiatan, plus kegiatan mandiri yang diinisiasi masyarakat di tingkat kampung maupun RW setiap pekannya.
Faktor keterbatasan sumber daya manusia (SDM) membuat Damkarnat harus berbagi tenaga lewat program lain, seperti 'Go to School' yang menyasar anak-anak usia dini melalui kunjungan TK/PAUD ke markas Damkarmat, hingga pelatihan peningkatan kapasitas relawan.