Gunung Merapi Luncurkan 7 Kali Awan Panas Guguran pada Minggu, 2 November 2025

- Tujuh kejadian awan panas guguran terjadi pada Minggu (2/11/2025) dengan jarak luncur, amplitudo, dan durasi yang bervariasi.
- Agus Budi Santoso menyatakan bahwa peningkatan aktivitas erupsi Gunung Merapi masih tergolong wajar dan merupakan bagian dari siklus erupsi sejak 2021.
- Intensitas erupsi meningkat sebanyak 21 kali sejak Januari 2021, dipengaruhi oleh musim hujan yang dapat mengganggu kestabilan kubah lava.
Sleman, IDN Times - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 7 kali pada Minggu (2/11/2025). Aktivitas ini terpantau melalui data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
"Hari ini, 2 November 2025, telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi sebanyak 7 kali," ujar Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, dalam keterangan resminya, Minggu.
1. Tujuh kejadian awan panas guguran

Awan panas pertama terjadi pukul 11.04 WIB dengan estimasi jarak luncur 2.500 meter, amplitudo maksimum 59 mm, dan durasi 279,5 detik. Guguran berikutnya terjadi pukul 11.11 WIB sejauh 2.000 meter, amplitudo 50 mm, dan durasi 236,4 detik.
Aktivitas serupa kembali terpantau pukul 14.27 WIB ke arah Barat Daya dengan jarak luncur 2.000 meter, amplitudo 27 mm, dan durasi 197 detik. Arah angin saat kejadian bertiup ke Timur.
Berikutnya, awan panas terdeteksi pukul 15.00 WIB dengan jarak luncur 1.500 meter, amplitudo 12,48 mm, dan durasi 142,66 detik. Disusul pukul 16.08 WIB dengan jarak 1.700 meter, amplitudo 34,7 mm, durasi 168,62 detik, serta pukul 17.21 WIB dengan jarak 1.500 meter, amplitudo 47,98 mm, dan durasi 150,68 detik.
Terakhir, awan panas guguran kembali terjadi pukul 20.46 WIB dengan jarak luncur 1.200 meter ke arah Barat Daya, amplitudo maksimum 68 mm, dan durasi 111 detik.
"(Arah luncuran) dominan ke arah hulu Sungai Krasak," lanjut Agus.
2. Masih tergolong wajar

Agus menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Minggu (2/11/2025) masih tergolong wajar dan merupakan bagian dari siklus erupsi sejak 2021.
“Peningkatan intensitas erupsi hari ini adalah bagian dari perilaku erupsi Gunung Merapi sejak tahun 2021, di mana erupsi terhitung cukup intensif. Kejadian guguran mencapai ratusan kali per hari diselingi dengan awan panas seperti yang hari ini terjadi,” jelas Agus.
3. Intensitas meningkat pada musim hujan

Ia menambahkan, sejak awal erupsi pada Januari 2021, tercatat sudah terjadi peningkatan erupsi signifikan sebanyak 12 kali. Musim hujan seperti saat ini juga bisa memengaruhi kestabilan kubah lava.
“Pada musim penghujan, intensitas erupsi dapat cenderung meningkat karena curah hujan yang tinggi dapat mengganggu kestabilan kubah lava,” ujarnya.
Meski demikian, Agus memastikan jarak luncur awan panas masih jauh dari pemukiman warga dan tidak menunjukkan peningkatan signifikan. “Kami terus melakukan pemantauan intensif 24 jam. Masyarakat diimbau tetap tenang sambil tetap menjaga kewaspadaan,” tegasnya.
















