35 Orang Masih Jalani Karantina di Shelter Pemkab Sleman

Sleman, IDN Times - Sampai dengan hari Selasa (28/4), masih ada 35 orang yang menjalani karantina di shelter yang disediakan oleh Pemkab Sleman.
Dari 35 orang tersebut, 32 di antaranya berada di Asrama Haji dan 3 orang lainnya menempati Gedung Rusunawa Gemawang, Sinduadi, Sleman.
1. Tercatat ada 56 orang yang jalani karantina

Juru Bicara Satgas COVID-19 Sleman Shavitri Nurmaladewi menjelaskan, para penghuni shelter tersebut di antaranya merupakan orang tanpa gejala (OTG) dan pelaku perjalanan dari area terdampak (PPAT). Menurut Shavitri, sejauh ini sudah ada 56 orang yang tercatat sempat mengikuti karantina di shelter yang disediakan oleh Pemkab Sleman. 53 menempati Asrama Haji, dan 3 lainnya berada di Rusunawa Gemawang.
Lebih rinci, Shavitri menyebutkan jika dari total keseluruhan penghuni Asrama Haji, 9 orang telah selesai menjalani masa karantina, dan 12 orang penghuni sudah dijemput keluarga maupun warga.
"Saat ini penghuni yang masih menjalani karantina di Asrama Haji sebanyak 32 orang. Di mana 25 di antaranya menjalani karantina di Gedung Muzdalifah dan 7 orang di Gedung Madinah," ungkapnya pada Selasa (28/4).
2. Sebelumnya sempat alami penolakan dari warga

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengungkapkan, para penghuni shelter, baik di Asrama Haji maupun Rusunawa Gemawang merupakan pemudik yang sempat mendapatkan penolakan dari warga. Makwan menyebutkan, sampai dengan saat ini pihaknya berusaha untuk memberikan edukasi ke warga agar tidak melakukan penolakan.
"Masyarakat tidak sekadar menolak, tapi harus bertanggung jawab. Bentuk tanggung jawabnya adalah masyarakat siap menerima edukasi, dan siap mengantar calon penghuni itu ke asrama haji, dan siap pula menerima kembali kalau kondisinya sudah dipastikan baik," katanya.
3. Terus lakukan edukasi

Makwan menyebutkan, sebenarnya pemudik maupun mereka yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) bisa melakukan isolasi secara mandiri. Akan tetapi, sampai saat ini belum banyak masyarakat siap ataupun mengetahui cara melakukan isolasi mandiri. Untuk itu, pihaknya berusaha untuk melakukan edukasi mengenai tata cara melakukan isolasi mandiri berbasis keluarga.
"Diharapkan, setelah masyarakat mendapatkan edukasi, mereka bisa menerima pemudik yang sebelumnya sempat ditolak," paparnya.