200 Siswa Sekolah Rakyat di Bantul Jalani Pemeriksaan Kesehatan

- SRMA 19 Bantul menggelar MPLS dengan CKG
- CKG disesuaikan dengan usia siswa, termasuk skrining kesehatan rutin tahunan
- 143 dari 200 siswa miskin berasal dari Bantul, tidak ada siswa cadangan yang mundur
Bantul, IDN Times - Sebanyak 200 siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul, hari ini mulai mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS.
Kegiatan MPLS bagi siswa baru diisi cek kesehatan gratis (CKG) oleh Dinas Sosial DIY dengan melibatkan petugas medis Puskesmas Kasihan 1 dan Puskesmas Kasihan 2.
1. Sekolah asrama, rawan terjadi penyakit menular

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Bantul Abednego Dani Nugroho mengatakan, CKG dilakukan pada siswa SRMA, karena merupakan sekolah asrama, sehingga rawan terjadi penyakit menular.
"Jadi SRMA ini kan sekolah berasrama sehingga rawan terjadinya penyakit menular dan bisa meluas Rekomendasi (hasil pemeriksaan) bisa kita laksanakan bersama-sama," tuturnya di SRMA, Sonosewu, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Senin (13/7/2025).
2. CKG disesuaikan dengan usia siswa

Dani Nugroho menambahkan skrining kesehatan yang dilakukan saat MPLS merupakan agenda rutin tahunan seluruh siswa. Tahun ini pemerintah pusat mengeluarkan aturan CKG pada anak usia sekolah dan bersamaan dengan pre launching sekolah rakyat menengah. "Jadi CKG pada anak sekolah ini dilaksanakan di sekolah yang ada di Bantul dan nasional. CKG ini mirip dengan CKG pada masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, CKG disesuaikan dengan usia siswa, yakni setara usia sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
"Jadi nanti akan dilihat dari penyakit tidak menular seperti metabolisme tubuh sehingga siswa diminta untuk berjalan sejauh 1,6 kilometer untuk mengetahui kandungan oksigen dalam darah, sertanya penyakit menular seperti TBC yang masih endemis di Indonesia. Untuk Kabupaten Bantul tidak masuk daerah endemis TBC termasuk bebas dari penyakit malaria," terangnya.
3. 143 siswa miskin di sekolah rakyat berasal dari Bantul

Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Bantul Gunawan Budi Santosa menambahkan 200 siswa SRMA 19 Bantul, 143 di antaranya merupakan warga Bantul yang berasal dari keluarga miskin.
"Jadi memang ada siswa cadangan untuk antisipasi siswa yang diterima mengundurkan diri. Namun, dari 143 siswa tidak ada yang mundur, sehingga siswa cadangan tidak diterima dan harus mendaftar ke SMA atau SMK (sekolah umum)," ujarnya.