Pengamat Ekonomi Energi UGM Desak Direktur Utama Pertamina Mundur
Pertamina harus bantu pemulihan kondisi korban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Kebakaran Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta Utara membuat belasan orang meninggal meninggal dunia. Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menyebut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati harus bertanggung jawab atas kejadian ini.
Pasalnya kejadian kebakaran di Plumpang terjadi tidak sekali ini saja. "Kejadian ini sudah berulang, Depo Plumpang tiga kali (kebakaran). Di kilang sudah terjadi beruntun. Maka sebagai bentuk pertanggung jawab, Direktur Pertamina menurut saya harus mundur," kata Fahmy, Sabtu (4/3/2023).
1. Pertamina harus bertanggung jawab
Fahmy menambahkan musibah kebakaran ini disebabkan oleh aset Pertamina. Sehingga Pertamina juga harus bertanggung jawab membiayai perawatan korban di rumah sakit. "Memberikan santunan yang meninggal, membangunkan kembali rumah yang sudah terbakar. Itu semua biaya harus dicover oleh Pertamina," kata dia.
Diketahui Depo Pertamina Plumpang pernah mengalami kebakaran pada Januari 2009. Kejadian kedua terjadi pada Mei 2017, dan ketiga kalinya pada tahun ini, pada Jumat (3/3/2023) malam. Akibat kejadian di tahun 2023 mengakibatkan 17 orang meninggal. "Ini merupakan kebakaran yang paling besar dan menurut saya paling dahsyat, karena merenggut nyawa rakyat dalam jumlah yang besar, 17 orang," kata Fahmy.
Baca Juga: PUKAT UGM Nilai Gaya Hidup Mewah Pejabat Rentan Perilaku Koruptif
Baca Juga: Pertamina Tanggung Jawab Penuh Biaya Korban Kebakaran Depo Plumpang
Baca Juga: Pendaftaran Mahasiswa Baru UGM Dimulai, 91 Prodi Dibuka