TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Haedar Nashir: Korupsi Biasanya Dilakukan Orang Berkecukupan

Korupsi terkadang dilakukan saat terjadi bencana

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Yogyakarta, IDN Times - Tindak korupsi masih saja terjadi di Indonesia, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan korupsi biasanya dilakukan oleh orang yang berkecukupan.

"Korupsi dilakukan orang berkecukupan, rakyat kecil kan gak korupsi," ujar Haedar Nashir, saat Refleksi Akhir Tahun 2022, di Kantor PP Muhammadiyah, Kamis (29/12/2022).

1. Korupsi juga terjadi saat bencana

Ilustrasi Koruptor (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Haedar tindak korupsi terkadang tidak segan dilakukan saat ada bencana. Hal tersebut, kata Haedar, dikarenakan tidak pernah ada sistem yang mapan, termasuk sistem pengawasan.

"Seharusnya ada sistem bukan hanya pengendalian, tapi pengawasan bencana. Agar sekecil mungkin tertutup orang untuk korupsi. Nah kalau sistemnya bagus. Kan tidak (tidak ada korupsi). Berarti rawan, tidak ada transparansi soal bantuan dan lain sebagainya," kata Haedar.

Baca Juga: Haedar Nashir Ajak Akhiri Pembelahan Politik Jelang Pemilu 2024

2. Pemberantasan korupsi berdasarkan undang-undang

Ilustrasi Koruptor (IDN Times/Mardya Shakti)

Haedar menambahkan korupsi banyak disebut orang sebagai sebuah lingkaran setan. Karenanya, berbagai upaya pencegahan korupsi tersebut harus dilakukan. "Korupsi kan seperti lingkaran setan, kasihan juga setan dibawa-bawa terus, setan sudah jelas seperti itu. Lingkaran manusia sebenarnya, bukan lingkaran setan," kata Haedar.

Haedar menegaskan pada prinsipnya untuk pemberantasan korupsi, undang-undang dan sistem pemberantasan korupsi harus semakin baik. "Tidak kalah penting berkelanjutan," ucap Haedar.

Baca Juga: Jaksa KPK yang Kemalingan Tengah Tangani Kasus Haryadi Suyuti

Berita Terkini Lainnya