Mengapa Islam 'Tuntut' Umatnya Miliki Perasaan Malu?

Keutamaannya banyak bagi seorang muslim

Setiap manusia pasti pernah merasakan malu. Entah itu saat berjalan sendirian di tengah keramaian atau bahkan saat ketahuan melakukan maksiat di depan umum. Banyak sekali jenis malu yang bisa dialami oleh manusia.

Menurut ilmu psikologi, perasaan malu termasuk ke dalam emosi negatif. Namun, Islam justru menuntut umatnya untuk memiliki perasaan malu. Mengapa? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Perasaan malu dan emosi negatif

Mengapa Islam 'Tuntut' Umatnya Miliki Perasaan Malu?ilustrasi perasaan malu (pexels.com/Samson Katt)

Menurut sebuah studi pada Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, perasaan malu sering dialami oleh individu dan melibatkan evaluasi emosi yang negatif terhadap dirinya sendiri. Emosi negatif sendiri adalah emosi yang tidak menyenangkan sehingga individu merasa tidak nyaman.

Jika perasaan malu membuat individu tidak nyaman, lalu mengapa Islam menuntut hambanya untuk memiliki perasaan tersebut? Bukankah malah akan menimbulkan sebuah masalah? Simak penjelasannya sampai habis, ya.

2. Hadis yang membahas perasaan malu

Mengapa Islam 'Tuntut' Umatnya Miliki Perasaan Malu?ilustrasi perasaan malu (pexels.com/omar alnahi)
  1. Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, ‘Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!’” (HR. Bukhari, no. 3484, 6120).
  2. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Malu merupakan bagian dari keimanan.” (HR. Muslim, no. 161)

  3. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allah itu Mahamalu dan Maha Menutupi, Allah cinta kepada sifat malu dan tertutup, maka jika salah seorang di antara kalian itu mandi maka hendaklah menutupi diri.” (HR. Abu Daud, no. 4014, dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Dari kumpulan hadis di atas, rasa malu merupakan warisan dari para nabi terdahulu. Maka jika hal tersebut merupakan perkataan nabi menunjukkan adanya faedah yang besar sehingga sangat penting untuk diperhatikan. 

Rasa malu juga bagian dari keimanan seorang muslim, lho! Maka jika umatnya memiliki perasaan tersebut akan dipuji oleh Allah. Sungguh banyak keutamaannya bagi umat muslim.

3. Malu secara psikologis

Mengapa Islam 'Tuntut' Umatnya Miliki Perasaan Malu?ilustrasi perasaan malu (pexels.com/Thais Silva)

Dikarenakan malu merupakan emosi negatif, lalu bagaimana jika individu mengalami perasaan tersebut secara terus-menerus? Padahal ketika merasakan emosi malu individu akan menyalahkan dirinya sendiri, memandang dirinya dengan rendah, dan merasa tidak berdaya.

Secara garis besar malu akan dialami oleh individu jika ia mengalami perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan dan tujuannya pun tidak baik. Maka dalam lingkup psikologi rasa malu dikatakan sebagai salah satu fungsi yang mengontrol perilaku individu. Dengan adanya perasaan malu, perilaku yang dihasilkan individu akan lebih terarah dan tidak berseberangan dengan nilai dan norma yang berlaku.

Baca Juga: Hindari Lakukan 5 Hal Ini di Bulan Puasa, Bisa Kurangi Pahala

4. Ada dua rasa malu dalam Islam

Mengapa Islam 'Tuntut' Umatnya Miliki Perasaan Malu?ilustrasi perasaan malu (pexels.com/VAZHNIK)

1. Malu yang berkaitan dengan hak Allah

Meskipun manusia merupakan makhluk yang berakal, kadang kala masih sering menyepelekan keberadaan Allah. Maka, manusia harus memiliki rasa malu dan paham bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. 

Setiap perbuatan yang kita lakukan tak pernah lepas dari pengawasannya. Larangan-Nya yang pernah kita terjang untuk kesenangan semata akan selalu tampak pada Allah dan perintah-Nya yang kita lakukan akan selalu dicatat amalannya.

2. Malu yang berkaitan dengan hak manusia

Manusia juga harus memiliki rasa malu terhadap sesamanya. Hidup di lingkungan sosial pasti kita sering berinteraksi dengan berbagai macam karakter orang.

Meskipun kita tidak bisa mengontrol setiap perilaku orang lain terhadap kita, tetapi respons yang kita berikan selalu bisa untuk dikontrol. Untuk itu, berperilakulah yang pantas terhadap sesama agar senantiasa bisa saling tolong menolong dalam kebaikan.

5. Memupuk rasa malu

Mengapa Islam 'Tuntut' Umatnya Miliki Perasaan Malu?ilustrasi perasaan malu (pexels.com/Alexey Aksenov)

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam mengungkapkan bahwa rasa malu bisa diperoleh dari usaha untuk mengenal Allah, mengenal keagungan-Nya, dan merasa Allah dekat dengan kita. Hal ini merupakan tingkatan iman paling tinggi, bahkan derajat ihsannya juga tinggi.

Sifat malu juga bisa muncul dari Allah dengan memperhatikan berbagai nikmat-Nya dan melihat kekurangan dalam mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Jika rasa malu yang diusahakan ini pun tidak bisa diraih, maka seseorang tidak akan bisa tercegah dari melakukan keharaman, seakan-akan iman tidak ia miliki, wallahu a’lam.

Meskipun rasa malu merupakan emosi negatif, nyatanya rasa malu ada untuk membantu individu untuk mengontrol perilakunya agar tetap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai muslim alangkah baiknya memahami lebih dalam lagi terkait hal ini karena rasa malu diwariskan dari perilaku nabi di zaman dahulu dan dipuji oleh Allah.

Baca Juga: 7 Amalan Ini Besar Pahalanya di Bulan Ramadan, Yuk Praktikkan!

Indrawati R Photo Community Writer Indrawati R

Thank you!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya