Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Tren Membawa Dampak Positif terhadap Lingkungan, Yuk Ambil Peran!

Ilustrasi ajakan melestarikan lingkungan (pexels.com/Kaboompics)

Pilihan gaya hidup dapat berpengaruh positif pada kelangsungan alam. Hal ini pun bisa mempengaruhi keputusan untuk memilih tujuan hidup selanjutnya, yang akhirnya melahirkan tren kehidupan yang positif. Salah satunya adalah pilihan untuk tidak banyak menghasilkan banyak sampah, yang akan meminimalkan penggunaan barang sekali pakai. Berikut 7 tren kehidupan yang membawa dampak positif bagi lingkungan.  

 

 

1.Tren gaya hidup frugal

Ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Tima Miroshnichencko)

Frugal living merupakan sebuah gaya hidup yang erat kaitannya dengan penggunaan uang secara bijak. Seorang frugal biasanya memperhatikan aspek finansial sebagai bagian penting dari tujuan di masa yang akan datang, baik itu untuk mencapai  kemandirian finansial, maupun menghadapi krisis ekonomi yang bisa saja terjadi.

Maka dari itu, seorang frugal mempertimbangkan secara mendalam setiap barang yang akan dibeli dengan prinsip membeli barang yang memberikan pelayanan maksimal bagi kebutuhannya.

Nah, gaya hidup ini mampu mengerahkan kesadaran secara penuh untuk memahami apa yang benar-benar kita butuhkan, sehingga dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Mereka menghindari konsumerisme yang biasanya menjadi masalah lingkungan karena menghasilkan barang yang berlebih dari apa yang dibutuhkan manusia.

2.Tren gaya hidup minimalis

Ilustrasi ruangan minimalis (pexels.com/ . .)

Mirip dengan Frugal, bagi seorang minimalis, barang yang dianggap tidak memberikan manfaat dalam beberapa waktu, berarti tidak dibutuhkan. Seorang minimalis biasanya memiliki sedikit barang, namun mampu memberinya fungsi yang maksimal bagi keseharian.

Seorang minimalis sangat dekat dengan istilah ‘decluttering’ yaitu memisahkan barang-barang yang tidak lagi diperlukan, baik itu untuk didonasikan ataupun dibuang jika sudah tidak memiliki nilai sama sekali.

Pengaruh dari memiliki barang sedikit, memberikan efek ketenangan jiwa sekaligus menahan kita untuk membeli barang yang tidak kita butuhkan. Atas dasar itu, minimalis menjadi gaya hidup yang berdampak positif terhadap lingkungan karena dapat mendorong untuk melakukan mindful-buying, sehingga dapat mencegah terjadinya penumpukan limbah.

3.Tren tumblr

Ilustrasi tumblr sebagai gaya hidup (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Tumblr mulai diketahui masyarakat di saat marak edukasi tentang plastik sekali pakai. Karena menghindari penggunaannya, maka tumblr dipromosikan sebagai wadah yang serbaguna untuk menampung minuman dan praktis untuk dibawa.

Namun, seiring waktu, tumblr bermetamorfosis menjadi bagian dari fashion. Hal ini didasari karena munculnya personalisasi tumblr yang bisa dilakukan melalui aksesori yang disediakan. Anak muda yang menyukai kesan edgy, akan menjadikan ini sebagai momentum untuk mengekspresikan diri.

Tren penggunaan tumblr yang menyasar anak muda menjadi tren positif jika dilihat dari sisi substitusi plastik sekali pakai. Namun, kita harus membeli secara bijak, agar tren ini tidak menjadi bentuk konsumerisme baru yang berdampak buruk bagi lingkungan.

4.Tren lari

Ilustrasi rutinitas berlari (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

FOMO untuk tren ini tentunya sangat baik, karena dapat menjadi pemantik untuk mencintai kesehatan dengan berolahraga. Salah satunya adalah tren lari. 

Nah, tren ini bisa memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, karena bisa membawa masyarakat untuk lebih banyak berlari atau berjalan. Dengan berlari, masyarakat dengan sendirinya mulai memahami pentingnya memahami langkah-langkah yang kita ambil akan berdampak terhadap lingkungan.

5.Tren thrifting

Ilustrasi thrifting (pexels.com/Julia M Cameron)

Tren Thrifting erat kaitannya dengan fashion, karena sebagian besar thrift shop di Indonesia menjual baju bekas dari luar negeri. Namun, thrift tidak selamanya baju, bisa barang elektronik atau perabotan rumah yang masih layak pakai.

Tren ini mungkin rasanya membuat kita gengsi karena berkaitan dengan kata ‘bekas’, namun jika ditelaah lebih jauh, tren ini bisa berdampak positif terhadap lingkungan.

Barang-barang yang masih layak pakai tidak harus menumpuk di tempat pembuangan sampah, bagi mereka yang membutuhkan bisa memperoleh barang tersebut dengan harga yang murah. Tren ini bisa menjadi win-win solution atas masalah penumpukan limbah. 

6.Tren clean food

Ilustrasi makanan organik (pexels.com/Harry Tucker)

Salah satu tren yang sedang digandrungi anak muda adalah clean food. Tren ini dilatarbelakangi oleh kemampuan generasi muda untuk mengakses informasi mengenai apa saja yang dikonsumsinya. Walhasil, generasi muda saat ini lebih aware terhadap jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Tren clean food ini mulai menjadi pusat perhatian karena menyajikan konsep yang berfokus pada makanan low-process, misalnya sayur rebus hingga buah segar. Dampaknya, tren makanan organik mulai banyak digemari dan orang-orang mulai menganggap aktivitas berkebun sebagai salah satu kebiasaan yang baik.

7.Tren clean beauty

Ilustrasi skincare organik (pexels.com/Laura Villela|Brasil)

Di dunia kecantikan, clean beauty mulai mendapatkan tempat yang spesial bagi pengguna produk skincare. Skincare yang digunakan dalam tren ini berasal dari tumbuhan yang dikelola secara organik, sehingga tidak memiliki kandungan bahan kimia sintetik atau hewani.

Nah, tren ini berdampak positif terhadap lingkungan karena mendorong kita untuk memiliki awareness terhadap bahan baku apa saja yang masuk ke dalam tubuh. Dengan menggunakan bahan baku lokal untuk produk kecantikan, membuat kita bisa melestarikan berbagai jenis tanaman lokal. 

Yuk kita membudayakan tren yang berdampak terhadap keberlangsungan makhluk hidup di bumi. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us