5 Lagu Daerah Yogyakarta yang Bikin Nostalgia Masa Kecil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Adanya pemerintahan Keraton Yogyakarta membuat banyak adat dan budaya terus terjaga dan bisa tumbuh dengan sangat baik di Yogyakarta. Kekayaan budaya ini juga ternyata mampu menarik minat dari banyak masyarakat, baik dalam maupun luar negeri.
Nah, salah satu budaya yang masih terus dilestarikan adalah tembang tradisionalnya. Lantas, apa saja lagu daerah asal Yogyakarta yang kerap jadi tembang dolanan anak? Berikut rangkumannya.
1. Suwe Ora Jamu
Lagu daerah ini menjadi salah satu yang paling populer di kalangan masyarakat Jawa dan Yogyakarta. Lagu dengan genre permainan anak-anak ini menceritakan tentang teman atau sahabat yang baru bertemu setelah sekian lama tidak berjumpa.
Selain itu, ada juga ungkapan senang saat bertemu, meski dalam bait sebelumnya ada rasa tidak senang karena membuat kecewa. Adapun lirik lagu "Sue Ora Jamu" yang diciptakan oleh R.C. Hardjosubroto yaitu:
Suwe ora jamu
Jamu godhong telo
Suwe ora ketemu
Temu pisan atine gelo
Suwe ora jamu
Jamu sogo thunteng
Suwe ora ketemu
Temu pisan atine seneng
Suwe ora jamu
Jamu godhong bunder
Suwe ora ketemu
Temu pisan tambah pinter
2. Caping Gunung
Lagu "Caping Gunung" juga banyak dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa di berbagai acara. Lagu tradisional yang dipopulerkan oleh Didi Kempot ini berisi tentang kerinduan orang tua terhadap anaknya.
Diciptakan oleh Gesang Martohartono, lagu ini berisi tentang orangtua yang mengenang anaknya saat masih kecil dan sekarang sudah menjadi seorang dewasa. Langsung saja berikut ini lirik lagunya:
Dhek jaman berjuang
Njur kelingan anak lanang
Mbiyen tak openi
Ning saiki ana ngendi
Jarena wis menang
Keturutan sing digadhang
Mbiyen ninggal janji
Ning saiki apa lali
Ning gunung tak cadhongi sega jagung
Yen mendhung tak silihi caping gunung
Sokur bisa nyawang
Gunung ndesa dadi reja
Dene ora ilang nggone padha lara lapa
3. Pitik Tukung
Lagu asli daerah Yogyakarta yang diciptakan oleh Mansyur S kerap menjadi lagu dolanan anak-anak. Di dalamnya diceritakan suasana pedesaan yang harmonis.
Pitik tukung sendiri berarti ayam yang tidak punya bulu ekor. Nah, lirik lagunya adalah sebagai berikut:
Aku duwe pitik pitik tukung
Saben dina tak pakani jagung
Petok go petok petok ngendok pitu
Tak ngremake netes telu
Kabeh trondol trondol tanpa wulu
Mondol mondol do gawe guyu
Aku duwe pithik cilik wulune Brintik
Cucuk kuning Jengger Abang Tarung mesti menang
Sopo wani karo aku musuh pithikku
4. Kidang Talun
Lagu "Kidang Talun" merupakan tembang dolanan anak-anak yang ditulis oleh seorang komposer karawitan Jawa yaitu Raden Cajetanus Hardjasoebrata. Di dalamnya menyiratkan pelajaran terhadap para anak-anak untuk menjaga dan menyayangi binatang.
Lagu edukasi ini sangat cocok untuk sambil mengenalkan anak pada binatang dan lingkungan sekitar. Nah, berikut lirik lagu "Kidang Talun" yang mudah dihafalkan:
Kidang … Talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Tikus… pithi
Due anak siji
Cit cit cuit
Cit cit cuit
Maju perang wani mati
Kidang… Talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Gajah… belang
Soko tanah mlembang
Nuk legunuk nuk legunuk
Gedhene meh podho gunung
5. Sinom
Lagu "Sinom" memiliki arti kumpulan anak muda. Di mana di dalamnya bercerita tentang anak muda yang selalu semangat dan harus bijaksana.
Tembang tradisional ini dibuat oleh Ki Ronggo Warsitoa dan sempat digunakan sebagai media penyebaran agama Islam di tanah Jawa, lho. Nah, ini dia lirik lagunya:
Amenangi jaman edan
Ewuh aja ing pambudi
Melu edan ora tahan
Jen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik kaliren
Wekasanipun dilalah karsa Allah
Begjane kang lali
Luwih begja kang eling lan waspada
Lagu-lagu daerah asal Yogyakarta di atas memiliki banyak makna dan pembelajaran, ya. Meski dunia sudah sangat maju, namun menjaga adat bisa menjadi penguat karakter masyarakatnya.
Baca Juga: 4 Bait Tembang Bali yang Menyelipkan Pesan Kehidupan, Biar Bijaksana