Wedang Ronde, Minuman Hangat Khas Jogja yang Dapat Pengaruh Tionghoa
Wedang ronde menjadi minuman yang digemari Sudias Tuti sejak masih gadis. Jika sedang ingin minum dan mempunyai waktu luang, perempuan berusia 55 tahun tersebut akan mengunjungi penjual wedang ronde favoritnya yang berada di dekat Pasar Lempuyangan.
"Saya suka minunan tradisional seperti ronde, bandrek, dan sekoteng. Ronde itu rasanya manis, hangat, terus segar jadi satu," jelasnya.
Selain wedang ronde yang terletak di dekat Pasar Lempuyangan, Tuti mengatakan dirinya juga suka menyantap minuman tradisional itu di tempat lain.
"Saya suka minum wedang ronde yang dijual di dekat Bakso Bethesda dan di Jalan Raya Tajem yang dekat lapangan. Menurut saya rasanya enak," katanya.
Tuti menerangkan bahwa dulu ia kerap diajak orang tuanya minum wedang ronde ketika sedang bepergian. Hal ini yang menumbuhkan kesukaannya pada minuman tradisional tersebut.
1. Wedang ronde di Malioboro
Selain tempat yang disebutkan Tuti di atas, penjual wedang ronde juga bisa ditemukan di sepanjang Malioboro kala sore hingga malam hari. Salah satu dari sekian banyak penjual minuman tradisional yang ada di sana adalah Suratman.
Ia berkisah bahwa dirinya baru dua tahun berjualan dengan cara menetap. Sebelumnya, ia berjualan mengelilingi Malioboro tiap hari dari sore sampai malam hari.
"Saya jalan sepanjang 3 km dari kontrakan di kebun binatang Gembira Loka ke Malioboro. Jualan sambil keliling lalu pulang dengan jarak yang sama setiap hari," katanya.