ilustrasi penyakit jantung (commons.wikimedia.org/MyUpchar)
Adapun Mirza mengungkapkan, ketika seseorang terus melewatkan sarapan, maka juga bisa berpengaruh pada tubuh dan otak dalam jangka panjang. Orang yang sering melewatkan sarapan lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner. Dari riset terdahulu disebutkan bahwa orang dalam rentang usia 45-82 tahun yang melewatkan sarapan berisiko lebih tinggi terkena jantung koroner.
“Riset ini sudah berlangsung selama 16 tahun sehingga menunjukkan jika risiko tersebut tidak main-main,” tuturnya.
Lebih lanjut Mirza menjelaskan, selain jantung koroner, seseorang yang melewatkan sarapan juga lebih berisiko terhadap serangan jantung. Selain itu kebiasaan melewatkan sarapan akan memicu obesitas yang akan memicu munculnya penyakit-penyakit lainnya.
Tidak sarapan menjadikan maka tingkat lapar tinggi dan akan makan dengan kalap dalam porsi yang tidak terkontrol di siang atau malam harinya. Selain itu kecenderungan makanan yang dipilih adalah makanan cepat konsumsi yang tinggi lemak yang akan memicu diabetes, darah tinggi, serta serangan jantung.
"Risiko lain adalah terkena kanker. Sebab dengan melewatkan sarapan akan menyebabkan keseimbangan metabolisme dalam tubuh. Adanya gangguan metabolik dalam tubuh ini dapat menyebabkan tubuh berlebih atau kekurangan zat penting untuk kebutuhan sel tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena kanker," katanya.
Bukan hanya itu, melewatkan sarapan bisa menurunkan fungsi otak. Penurunan fungsi kognitif yang biasanya terjadi salah satunya demensia.