Sejarah Andong Kendaraan Keraton yang Jadi Ikon Pariwisata di Jogja

Di kawasan Malioboro, banyak dijumpai andong yang terparkir berjejer dan siap mengantarkan wisatawan untuk berkeliling. Kendaraan tradisional yang ditarik kuda ini bukan hanya sekadar alat transportasi, juga sarat dengan sejarah.
Memiliki desain yang khas dan ritme langkah kuda yang menenangkan, menaiki andong memberikan pengalaman yang unik dan tak terlupakan. Artikel ini akan menilik sejarah andong di Jogja.
1. Asal usul andong
Untuk pertama kali, seorang insinyur berkebangsaan Belanda bernama Charles Theodore Deelman mencetuskan kendaraan andong. Saat itu, Deelman sedang bertugas di Indonesia untuk membangun sejumlah proyek strategis di wilayah Jakarta.
Saat itu, andong menjadi transportasi yang mewah dan hanya bisa digunakan oleh Belanda, bangsawan, dan tuan tanah.
2. Perkembangan andong di Jogja
Hingga abad ke-16, andong masih digunakan oleh kalangan tertentu, yakni raja-raja dan bangsawan. Sementara rakyat biasa hanya diizinkan untuk menggunakan gerobak sapi atau dokar.
Andong mulai bisa digunakan para pedagang dari kalangan masyarakat biasa pada masa kepemimpinan HB VIII. Pada masa itu, andong digunakan untuk mengangkut barang dagangan para saudagar ke pusat jual beli.
Seiring dengan berjalannya waktu, andong menjadi salah satu alat transportasi umum yang digunakan masyarakat. Andong digunakan untuk mengangkut warga kabupaten menuju tengah kota.
3. Penggunaan andong saat ini
Kini, fungsi andong mulai bergeser, alih-alih sebagai sarana transportasi, kendaraan tradisional ini lebih digunakan sebagai penambah daya tarik wisatawan yang ingin menikmati Kota Yogyakarta.
Itulah sejarah andong, kendaraan eksklusif yang kini menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang ingin menjelajah kawasan Malioboro.